Teori Piaget adalah teori perkembangan kognitif anak yang dibagi menjadi 4 tahapan pembelajaran anak. Teori ini tidak hanya berfokus pada pengetahuan apa saja yang dibutuhkan anak, melainkan juga pemahaman mengenai kemapuan inteligensi alamiah anak.
- Tahap Sensorimotor: Usia 2 tahun
- Tahap Praoperasional: Usia 2 – 7 tahun
- Tahap Konkret Operasional: Usia 7 – 11 tahun
- Tahap Formal Operasional : Usia di atas 12 tahun ke atas
Teori Piaget oleh Jean Piaget
Psikologis Swiss Jean Piaget sangat membantu memahami perkembangan kognitif anak. Ia lahir pada tahun 1896 dan menjadi seorang ahli biologi dan filsuf pada awalnya.
Piaget sering mengamati saat anak-anak memilki kecenderungan untuk memberikan jawaban-jawaban yang tidak tepat pada usia tertentu, akhirnya ia mulai mengembangkan teorinya tersebut mengenai perkembangan kognitif pada anak.
Bisa disimpulkan teori dari Piaget adalah berasal dari hasil pengamatan dan wawancaranya.
Dari teori tersebut, bisa dijelaskan bahwa anak-anak tidak dilahirkan dengan proses kognitif yang sama seperti orang dewasa. Proses perkembangan Kognitif anak memiliki karakteristiknya sendiri, sebagai berikut penjelasannya:
1. Bisa berkembang dari waktu ke waktu.
2. Bisa berkembang dalam menanggapi lingkungan.
3. Diperbarui dengan paparan informasi baru.
Baca juga: Waspada Auditory Processing Disorder (APD) Pada Anak!
4 Tahap Perkembangan Kognitif Anak dalam Teori Piaget
Teori perkembangan kognitif Jean Piaget menunjukkan bahwa kecerdasan akan berubah seiring pertumbuhannya anak.
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!
Perkembangan kofnitig ini tidak hanya tentang bagaimana cara anak memperoleh ilmu pengetahuan, tetapi juga bagaimana cara anak membangun mental mereka.
Berikut 4 tahap Teori Piaget mengenai proses perkembangan kognitif anak:
1. Tahap Sensotimotor: Usia 0 – 2 tahun
Bayi dari sejak mereka lahir hingga usia 2 tahun, menggunakan indra dan gerakan tubuh mereka. Itu sebabnya fase ini disebut tahap sensorimotor.
Menurut Piaget, bayi hanya bisa melihat apa yang ada di hadapan mereka. Mereka akan berkonsentrasi pada apa yang mereka lihat, apa yang mereka lakukan, dan interaksi fisik dengan lingkungan sekitar mereka.
Bayi menjelajahi lingkungan dan tubuh mereka dengan menggunakan panca indera mereka, termasuk pendengaran, penciuman, sentuhan, rasa, dan penglihatan.
Bayi baru lahir menggunakan refleks dasar seperti menghisap, menggelengkan kepala, dan mengayunkan lengan sebagai metode komunikasi pertama mereka.
Bayi sudah mulai belajar membedakan antara orang, tekstur, objek, pemandangan, dan objek. Saat ini, anak-anak juga akan belajar tentang konsep sebab dan akibat.
Mereka akan mulai mengingat bahwa tindakan tertentu akan menghasilkan hasil tertentu, dan mereka akan menggunakan informasi ini untuk merencanakan tindakan berikutnya.
2. Tahap Praoperasional (Usia 2 – 7 tahun)
Pada titik ini, anak-anak dapat memikirkan berbagai hal secara simbolis. Bahasa mereka akan lebih dewasa.
Memori dan imajinasi mulai berkembang, yang membuat mereka memahami bagaimana masa lalu dan masa depan berbeda. Namun, pemikiran mereka belum sepenuhnya logis karena hanya berdasarkan intuisi.
Mereka tidak dapat memahami konsep yang lebih kompleks seperti perbandingan, waktu, sebab dan akibat. Menurut Medical News Today, lima tindakan utama yang ditunjukkan oleh anak-anak selama fase ini adalah:
- Imitasi
Anak-anak akan meniru tindakan orang lain, mulai dari orang tua, saudara, dan orang-orang yang ada disekitarnya.
- Permainan Simbolik
Anak-anak akan mulai memberikan atribut atau simbol pada objek. Mereka memiliki kemampuan untuk memproyeksikan properti dari satu objek ke objek lainnya. Sebagai contoh, mereka berpura-pura kalau tongkat itu adalah pedang.
- Menggambar
Menggambar memerlukan imitasi dan permainan simbolik, seperti coret-coretan dan berkembang menjadi representasi lebih akurat dari objek dan orang.
- Pencitraan Mental
Anak-anak memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan banyak hal dalam pikiran mereka. Mereka biasanya akan menanyakan nama dari banyak objek yang mereka temui.
- Menjelaskan visual secara verbal
Perilaku ini menunjukkan bahwa anak-anak sudah mahir menggunakan kata-kata untuk menggambarkan orang, peristiwa, atau berbagai hal lain yang terjadi di masa lalu.
Selain itu, pada tahap ini, aktivitas kognitif anak dimulai dengan memahami realitas melalui simbol. Cara berpikir anak belum sistematis, logis, atau konsisten.
Baca juga: Tes Audiometri Anak: Menciptakan Pengalaman Yang Nyaman
3. Tahap Operasional Konkret (Usia 7 – 11 tahun)
Anak-anak yang sudah bersekolah di SD dan praremaja, yang berusia 7 hingga 11 tahun, akan menunjukkan penalaran yang lebih konkret dan logis pada tahap ini.
Mereka dapat memahami bahwa orang lain memiliki perspektif yang berbeda dan bahwa peristiwa tidak selalu berkaitan dengan mereka. Namun, hal ini tidak berlaku untuk konsep atau hipotesis yang abstrak.
4. Tahap Operasional Formal (Usia 12 tahun ke atas)
Anak-anak mulai menggunakan simbol yang terkait dengan konsep abstrak seperti aljabar dan sains pada tahap akhir perkembangan kognitif mereka.
Selain itu, mereka memiliki kemampuan untuk memikirkan dengan sistematis tentang berbagai hal, mempertimbangkan kemungkinan, dan mengembangkan teori. Penalaran hipotesis-deduktif merupakan bagian dari tahap operasional formal.
Mereka yang memiliki kemampuan ini dapat memikirkan berbagai macam pilihan yang mungkin terjadi dalam situasi tertentu.
Misalnya, seorang anak yang berada di tahap operasional formal sudah dapat memikirkan berbagai cara untuk memecahkan masalah. Kemudian, lihat apakah kemungkinan tersebut logis atau tidak untuk memilih yang terbaik.
Baca juga: Tes Pendengaran Anak Dalam Deteksi Autisme
Fungsi Kognitif
Kecerdasan kognitif dapat membantu seseorang mudah bergaul. Lalu, apa yang membuat seseorang dianggap memiliki kecerdasan kognitif? Simak penjelasan berikut!
1. Kemampuan untuk Merasa dan Mengenali
Kecerdasan Kognitif dapat membantu seseorang mengidentifikasi sesuatu, baik di dalam dan di luar dirinya.
Mereka dapat membedakan mana makanan pahit dan manis, putih dan hitam, besar dan kecil, jeruk dan apel, dan masih banyak lagi.
Dengan kemampuan ini, seseorang dapat mengidentifikasi perasaan juga. Dengan mengenali situasi yang sedang terjadi, maka seseorang juga lebih mudah untuk mengidentifikasi perasaan.
2. Kemapuan Mengolah Bahasa
Setelah merasakan dan mengenali telah selesai, tahap berikutnya adalah mengolah bahasa.
Kemampuan untuk memahami apa yang dibicarakan. Pastinya akan mengubah orang yang berbicara dan konteksnya.
Ucapan yang baik dan tidak merugikan orang lain, salah satu cara bersosialiasasi untuk saling menghormati antara pribadi dan saling menghargai.
3. Fungsi Eksekutif
Kecerdasan kognitif dapat membantu seseorang untuk merencanakan dan melaksanakan tindakan. Untuk merencanakan ide dan gagasan yang akan dilakukan, kecerdasan kognitif ini digunakan.
4. Memori dan Daya Ingat
Dalam proses belajar mengajar, kecerdasan kognitif berfungsi untuk mengikat ilmu pengetahuan.
Kemampuan daya ingat yang baik dapat memudahkan seseorang dalam menyerap ilmu pengetahuan. Dengan banyak ilmu pengetahuan yang menempel di otak, maka akan menjadi sangat bermanfaat dalam menentukan setiap langkah yang akan diambil.
Baca juga: Apa Saja Gangguan Pendengaran Yang Dapat Terjadi Pada Anak-Anak?
5. Perhatian
Seseorang akan tertarik pada suatu ilmu pengetahuan ketika otaknya penuh dengan daya ingat atau memori.
Mempelajari informasi atau ilmu pengetahuan dapat membawa orang pada hal-hal tertentu. Misalnya, para lulusan sarjana dari tingkat S1, S2, dan S3 secara otomatis akan memiliki kepekaan terhadap bidang akademik yang mereka pelajari.
Penutup
- Alat Bantu Dengar
Audio Service Volta HP T & Audio Service Volta P T: Rp2,650,000
Audio Service Mood 3 G4, Audio Service HP3 G4, dan Audio Service P3G4 : Rp4,980,000
Audio Service Mood 6 G4 & Audio Service P6 G4: Rp6,894,000
Cek juga layanan kami
Author : Pramitha Chandra