Tinnitus merupakan sensasi telinga berdenging pada salah satu sisi telinga atau keduanya. Siapa yang berisiko terkena tinnitus serta bagaimana cara mengatasinya? Simak penjelasan pada artikel ini.
Tinnitus bukanlah sebuah penyakit. Namun, sensasi telinga berdenging ini bisa menjadi gejala dari kondisi lain, misalnya gangguan pada organ telinga, gangguan pada pembuluh darah, atau efek samping konsumsi obat tertentu.
Telinga berdenging bisa terjadi pada siapa saja. Tidak hanya orang tua, orang-orang di usia produktif juga memiliki risiko untuk mengalami tinnitus. Meskipun memang, kondisi telinga berdenging ini lebih banyak dialami oleh lansia yang berusia di atas 60 tahun.
Bagi sebagian besar orang, tinnitus bisa membaik dengan melakukan pengobatan pada penyebab yang mendasari terjadinya telinga berdenging. Selain itu, tinnitus juga bisa membaik apabila penderita mendapatkan perawatan untuk mengurangi gejala.
Baca Juga : Panduan Praktis: 4 Tips Membersihkan Telinga Dengan Benar
Apa Penyebab Tinnitus?
Tinnitus merupakan kondisi ketika telinga mendengar suara tanpa ada sumber bahkan ketika berada di ruangan sunyi. Suara ini bisa seperti suara orang bersiul, mengaum, bahkan jeritan.
Tentunya ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan seseorang mengalami tinnitus. Apa saja itu? Berikut ini adalah penjelasannya.
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!
1. Mendengar Suara Keras
Penyebab pertama yaitu mendengar suara yang keras. Kebanyakan orang akan mengalami telinga berdengung ini ketika mendengar suara yang keras. Namun, efeknya hanya berlangsung dalam waktu yang singkat.
Jika paparan suara keras ini terjadi dalam kurun waktu yang lama, hal tersebut dapat berakibat buruk pada telinga. Alasannya karena suara keras dapat merusak saraf, selaput, sel rambut, dan bagian sensitif lainnya di telinga bagian dalam.
Apabila bagian telinga tersebut tidak bisa bekerja seperti biasa, maka getarannya tidak bergerak untuk mengirimkan sinyal suara ke otak. Akibatnya, telinga akan berdengung.
2. Usia
Seiring bertambahnya usia, pendengaran seseorang akan semakin berkurang. Gangguan pendengaran akibat usia ini seringkali dimulai pada usia 60 tahun. Lansia dengan gangguan pendengaran ini lebih berisiko mengalami tinnitus.
3. Penyumbatan Saluran Telinga
Penyumbatan pada saluran telinga juga bisa menyebabkan telinga berdengung. Biasanya penyumbatan telinga ini bisa terjadi karena adanya cairan (infeksi telinga), kotoran telinga, atau adanya benda asing yang masuk ke saluran telinga.
Apabila tinnitus yang dialami disebabkan karena adanya penyumbatan ini, maka cara mengatasinya yaitu dengan menghilangkan sumbatan tersebut.
4. Konsumsi Obat-obatan
Penggunaan obat-obatan tertentu bisa menyebabkan telinga berdenging. Contohnya adalah obat antidepresan, antibiotik, NSAID, pil diuretik, dan obat kanker.
Apabila penggunaan obat-obatan tersebut menyebabkan tinnitus tidak kunjung sembuh, segera konsultasikan dengan dokter Anda.
5. Cedera Kepala atau Leher
Penyebab tinnitus selanjutnya yaitu cedera kepala atau leher. Suara berdengung ini bisa disebabkan karena cedera terjadi pada otak yang berkaitan dengan sistem pendengaran.
6. Penyakit Meniere
Telinga berdengung juga bisa terjadi karena penyakit meniere. Penyakit meniere ini merupakan gangguan pada telinga bagian dalam karena cairan yang tidak normal. Untuk mengatasinya, pasien harus melakukan pengobatan dan perawatan medis.
7. Gangguan pada Koklea
Koklea terletak pada telinga bagian dalam dan berperan penting dalam sistem pendengaran. Bagian ini merupakan sel rambut yang kecil dan halus yang akan bergerak ketika menerima suara. Apabila koklea bengkok atau patah, maka kondisi tersebut dapat menyebabkan telinga berdengung.
8. Gangguan pada Pembuluh Darah
Gangguan pada pembuluh darah dapat menyebabkan aliran darah dalam pembuluh arteri lebih kuat sehingga akan menyebabkan terdengar suara berdengung. Beberapa gangguan pembuluh darah yang mempengaruhi pendengaran adalah aterosklerosis, tekanan darah tinggi, dan cacat pembuluh darah.
9. Neuroma Akustik
Penyebab telinga berdengung yang terakhir yaitu neuroma akustik. Neuroma akustik merupakan tumor jinak yang tumbuh di bagian saraf kranial yang berpengaruh pada pendengaran penderitanya.
Baca Juga : Mengurangi Kerusakan Pendengaran: 5 Cara Yang Efektif
Siapa yang Berisiko Terkena Tinnitus?
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tinnitus dapat diderita oleh semua kelompok usia. Lalu, siapa yang berisiko terkena tinnitus? Berikut adalah penjelasannya.
1. Lansia
Lansia merupakan yang paling rentan mengalami tinnitus. Sebab, tinnitus erat kaitannya dengan gangguan pendengaran dan gangguan pendengaran merupakan kondisi yang umum dialami oleh orang-orang berusia di atas 60 tahun.
2. Tentara dan Veteran
Tentara dan veteran juga memiliki risiko terkena tinnitus dan gangguan pendengaran. Hal tersebut dikarenakan paparan suara keras dari tembakan, bahan peledak, dan mesin yang bising. Biasanya paparan kebisingan tersebut akan berlangsung dalam kurun waktu yang lama.
3. Orang yang Bekerja di Lingkungan yang Bising
Tinnitus juga berisiko dialami oleh mereka yang bekerja di lingkungan yang bising. Contohnya adalah pekerja di lokasi pertambangan, konstruksi, manufaktur, atau berkaitan dengan transportasi.
4. Musisi dan Pecinta Musik
Musisi profesional biasanya menghabiskan masa kerjanya dengan memainkan musik yang keras dan beramplifikasi tentu memiliki risiko tinggi untuk mengalami telinga berdengung. Bahkan, banyak musisi terkenal yang mengaku jika dirinya mengalami tinnitus.
Penggemar musik pun berisiko mengalami tinnitus. Hal tersebut biasanya disebabkan karena mendengarkan musik keras, baik di konser langsung maupun melalui hasil rekaman.
5. Penggemar Olahraga Motor dan Berburu
Orang yang gemar dengan olahraga motor dan berburu juga memiliki risiko tinggi untuk mengalami tinnitus. Hal tersebut disebabkan karena kedekatan dan paparan berulang terhadap mesin yang bising dan senjata api.
Baca Juga : Kenali 5 Gejala Infeksi Telinga Yang Penting Untuk Diketahui
Bagaimana Cara Mengatasi Tinnitus?
Untuk mengatasi tinnitus bisa dilakukan dengan cara medis. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter THT agar bisa mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan penyebab telinga Anda berdengung.
Biasanya dokter akan menanyakan riwayat keluhan dan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah itu, dokter akan melakukan tes audiometri untuk mengetahui seberapa parah masalah pendengaran yang Anda alami.
Apabila terdapat kecurigaan adanya kerusakan dalam struktur pendengaran Anda, maka dokter akan mengarahkan Anda untuk melakukan CT Scan dan MRI. Ketika diagnosis sudah keluar, berikut ini adalah beberapa pengobatan yang bisa dilakukan.
1. Pembersihan Kotoran Telinga
Cara mengatasi telinga berdengung yang pertama yaitu dengan membersihkan kotoran telinga. Untuk melakukan prosedur ini, dokter akan menggunakan air hangat atau menghisap kotoran telinga menggunakan alat khusus.
2. Terapi Pendengaran
Untuk meredakan gejala tinnitus juga bisa dilakukan dengan menggunakan alat yang menghasilkan bunyi white noise. Nantinya, alat ini bisa mengeluarkan suara-suara alami seperti ombak, hujan, dan sebagainya.
3. Pemberian Obat
Cara mengatasi tinnitus yang ketiga yaitu dengan memberikan obat. Biasanya, dokter akan meresepkan obat-obatan untuk infeksi atau peradangan.
Akan tetapi, pada beberapa kasus, dokter mungkin akan memberikan golongan obat antidepresan atau penenang. Dosis akan berkurang apabila keluhan penderita juga semakin berkurang dan akan dihentikan apabila tinnitus sembuh.
Penutup
Demikian penjelasan mengenai siapa yang berisiko terkena tinnitus dan cara mengatasinya. Tinnitus ini bisa menjadi gejala dari adanya masalah pada pendengaran Anda. Oleh karena itu, apabila Anda mengalami tinnitus yang tidak kunjung sembuh, segera konsultasikan dengan dokter.
Bagi Anda yang sedang mencari alat bantu dengar berkualitas dengan garansi dan harga terjangkau, Anda bisa mengunjungi pusat jual alat bantu dengar Brilliant Hearing. Ada beragam alat bantu dengar yang dapat menyesuaikan gaya hidup dan preferensi Anda.