Apakah Anda pernah merasa terganggu saat mendengar suara tertentu? Bisa jadi, Anda mengidap misophonia. Apa itu misophonia? Simak penjelasan berikut ini, ya.
Apa Itu Misophonia?
Misophonia dikenal juga sebagai hyperacusis atau selective sound sensitivity syndrome. Misophonia merupakan suatu kondisi saat seseorang membenci suara-suara tertentu. Contohnya adalah suara orang yang sedang mengunyah makanan.
Pada kondisi yang normal, mendengar suara-suara yang terus berulang memang dapat mengganggu. Namun, biasanya orang masih bisa membiarkan atau masih bisa memberikan toleransi terhadap hal tersebut.
Akan tetapi, kondisi tersebut tentu berbeda dengan pengidap misophonia yang memiliki kepekaan terlalu tinggi pada suara-suara tersebut sehingga merasa terganggu. Orang-orang dengan misophonia biasanya akan merasa terganggu dan benci pada suatu suara yang spesifik. Hal tersebut biasanya akan membuat tubuh bereaksi serta menimbulkan respon otomatis atau fight or flight response.
Artinya, tubuh akan bereaksi dan mengeluarkan respon ketika mendengar suara-suara tertentu yang tidak disukainya. Contoh respon yang diberikan adalah marah, merasa terganggu, atau merasa tidak nyaman.
Penyebab Misophonia
Umumnya, pengidap misophonia akan merasa terganggu saat mendengar suara-suara tertentu, misalnya suara orang mengunyah makanan, bersiul, mendecakkan lidah, dan sebagainya. Namun, mereka tidak akan merasa terganggu jika suara-suara tersebut keluar dari tubuh mereka sendiri.
Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab seseorang mengalami misophonia. Pada kebanyakan kasus, misophonia terjadi begitu saja tanpa ada peristiwa khusus yang mendasarinya.
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!
Namun, ada sebuah penelitian yang menemukan kesamaan antara misophonia dengan tinnitus. Kedua gangguan pada telinga tersebut berkaitan dengan koneksi berlebihan yang terjadi antara sistem auditori dengan sistem limbik. Akibatnya, timbullah reaksi berlebihan ketika mendengar suara-suara tertentu.
Selain suara orang mengunyah makanan, bersiul, dan mendecakkan lidah, ada jenis suara lain yang juga bisa memicu misophonia. Beberapa diantaranya adalah suara saat seseorang memainkan pulpen, suara detak jam, suara frekuensi darah, suara langkah kaki, serta suara anjing yang menggonggong.
Ketika pengidap misophonia mendengar suara yang mengganggu, biasanya mereka akan memunculkan reaksi emosional. Beberapa contoh reaksi yang mungkin muncul pada penderita misophonia adalah perasaan tidak nyaman, stres atau gugup, takut, marah, frustasi, panik, kesal, terganggu, bahkan beberapa dari mereka mungkin merasa berada di bawah tekanan atau terjebak di dalam situasi yang buruk.
Beberapa orang mungkin masih menganggap misophonia ini adalah masalah yang sepele. Padahal, kondisi tersebut bisa begitu mengganggu dan melelahkan bagi pengidap misophonia.
Orang-orang yang mengalami misophonia mungkin akan merasa tidak nyaman bahkan takut ketika berada di keramaian. Alasannya, karena ada kemungkinan orang-orang dengan misophonia tersebut akan mendengar suara yang tidak mereka sukai. Itu sebabnya, beberapa pengidap misophonia ini mungkin akan lebih memilih untuk menghindari undangan makan bersama atau acara-acara yang dihadiri oleh banyak orang.
Bagi penderita misophonia, sebaiknya jangan terlalu memaksakan diri untuk berada di tengah suara yang dibenci. Sebab, hal tersebut justru bisa menyebabkan pengidap misophonia merasa tertekan dan akhirnya mengalami depresi. Pada dampak yang lebih parah, orang-orang dengan misophonia mungkin akan menyerang seseorang yang berada di dekatnya atau menyerang orang yang menjadi sumber suara yang tidak mereka sukai.
Cara Mengatasi Misophonia
Misophonia sendiri merupakan kondisi yang belum diakui secara resmi. Namun, bukan berarti misophonia ini tidak bisa diatasi, ya.
Hingga saat ini, belum ada pengobatan khusus yang dapat menyembuhkan misophonia. Meskipun begitu, penderita misophonia sebaiknya tetap melakukan terapi. Tujuan terapi untuk penderita misophonia ini adalah untuk mengurangi gejala misophonia.
Misophonia masih memiliki kaitan dengan OCD atau PTSD. Oleh karena itulah, misophonia bisa ditangani dengan terapi dan pemberian obat-obatan. Beberapa contoh terapi dan obat yang bisa diberikan pada penderita misophonia adalah sebagai berikut.
- Terapi perilaku kognitif, bertujuan untuk mengubah pikiran negatif pasien terhadap suara-suara yang memicu misophonia.
- Tinnitus retraining therapy (TRT) dengan memasangkan alat yang menghasilkan suara pengalih pada pasien. Selain itu, pasien juga dilatih untuk dapat menghiraukan suara pemicu serta melakukan teknik relaksasi.
- Obat-obatan. Dokter akan meresepkan obat-obatan jika penderita misophonia disertai dengan gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan.
Selain melakukan terapi dan konseling dengan psikolog, ada juga cara lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi gejala misophonia. Caranya yaitu dengan menggunakan penyumbat telinga atau mendengarkan musik melalui earphone ketika harus berada di tengah keramaian yang mungkin akan menimbulkan suara pemicu misophonia.
Penutup
Demikian penjelasan mengenai apa itu misophonia. Meskipun misophonia bukanlah kondisi yang begitu berbahaya, sebaiknya jangan terlalu menyepelekan misophonia ini. Terutama jika misophonia menyebabkan rasa tidak nyaman yang begitu mengganggu atau bahkan berdampak pada orang-orang di sekitar Anda.
Bagi Anda yang sedang mencari alat bantu dengar, Anda bisa mengunjungi pusat jual alat bantu dengar. Ada banyak pilihan alat bantu dengar dengan harga terjangkau. Dengan mengedepankan kualitas, alat bantu dengar disini dirancang untuk memberikan kualitas suara yang luar biasa dan tentunya mudah dioperasikan oleh penggunanya.