Anda mengalami gangguan pendengaran? Berikut informasi tentang jenis dan tingkat kehilangan pendengaran yang dapat Anda ketahui dari informasi audiogram. Simak penjelasannya berikut ini dari Brilliant Hearing.
Mengalami gangguan pendengaran dapat diketahui jenis dan tingkat kehilangan pendengaran tersebut. Tingkat gangguan pendengaran mengacu pada suatu tingkat keparahan pada gangguan pendengaran yang dialami oleh seseorang.
Derajat gangguan pendengaran umumnya dikelompokkan menjadi beberapa jenis atau tingkatan seperti gangguan pendengaran ringan, gangguan pendengaran sedang, gangguan pendengaran parah, dan gangguan pendengaran berat.
Jenis Gangguan Pendengaran
Pendengaran yang mengalami penurunan ini dapat disebabkan oleh gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran menyebabkan telinga tidak dapat mendengarkan dengan baik dan menyebakan penderitanya mengalami kesulitan untuk beraktivitas dengan normal.
Gangguan pendengaran ini memiliki beberapa jenis. Berikut ini jenis gangguan pendengaran.
1. Gangguan Pendengaran Konduktif
Jenis gangguan pendengaran yang pertama adalah gangguan pendengaran konduktif. Pada kondisi ini menyebabkan gelombang suara tidak dapat disalurkan secara efektif ke telinga. Oleh sebab itu menyebabkan suara yang didengar oleh telinga akan lebih pelan dan tidak terlalu jelas sehingga seseorang tidak dapat mendengar dengan sepenuhnya.
Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran konduktif antara lain adanya cairan di telinga tengah, kotoran telinga berlebih, adanya benda asing di saluran telinga, atau mengalami infeksi telinga tengah.
Pengobatan gangguan pendengaran jenis konduktif ini dapat dilakukan melalui serangkaian tes fisik, atau dengan teknik menggunakan garpu tala.
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!
2. Gangguan Pendengaran Sensorineural
Jenis gangguan pendengaran yang kedua adalah gangguan pendengaran sensorineural. Biasanya gangguan pendengaran sensorineural terjadi pada telinga bagian dalam. Hal ini terjadi seperti misalnya gangguan pada saraf telinga bagian dalam yang terhubung langsung dengan otak.
Salah satu jenis gangguan pendengaran sensorineural paling fatal adalah Neuropati Sensorineural. Gangguan pendengaran ini menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Seseorang dengan gangguan pendengaran permanen akan sulit untuk mendapatkan pengobatan atau bahkan tidak dapat diobati dengan berbagai tes fisik atau teknik pembedahan.
Mengalami gangguan pendengaran, seseorang akan mempersepsikan suara dengan volume rendah meskipun sumber suara dari luar lebih keras. Untuk mengetahui gangguan pendengaran sensorineural ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti trauma kepala, kelainan bentuk telinga bagian dalam, faktor usia, bahkan faktor genetik.
3. Gangguan Pendengaran Campuran
Pada jenis kehilangan pendengaran ini terjadi dari gangguan pendengaran konduksi dan sensorineural. Mengalami kehilangan gangguan pendengaran ini ditandai dengan gejala awal yakni mengalami kehilangan pendengaran konduksi yang kemudian berkembang menjadi kehilangan pendengaran sensorik.
Biasanya mengalami kehilangan pendengaran campuran terjadi secara bersamaan misalnya pengidap mengalami trauma kepala yang menyebabkan telinga bagian tengah dan dalam cedera.
Mengalami kehilangan pendengaran campuran, ketika dilakukan tes fisik akan ditemukan beberapa tanda-tanda yang mirip dengan gangguan pendengaran sensorineural dan konduksi.
4. Kehilangan Pendengaran Simetris dan Asimetris
Mengalami kehilangan pendengaran simetris dan asimetris terjadi ketika kedua pada kedua telinga mengalami tingkatan penurunan kemampuan mendengar yang sama.
Kehilangan pendengaran asimetris terjadi ketika penuruan tingkatan kemampuan mendengar terdapat perbedaan antara kedua telinga. Kondisi ini sangat memungkinkan terlebih apabila pengidap mengalami benturan atau kecelakaan menyebabkan cedera pada kepala dan telinga pada salah satu sisi.
5. Kehilangan Pendengaran Progresif dan Mendadak
Mengalami kehilangan pendengaran semakin lama akan semakin buruk. Pada kondisi ini penderita mengalami kehilangan pendengaran jenis progresif. Kehilangan pendengaran terjadi secara bertahap yakni mulai dari tahap ringan hingga akut.
Apabila penderita tidak bisa mendengar, kondisi ini penderita mengalami tuli mendadak. Jika mengalami tuli mendadak penderita harus mendapatkan penanganan sesegera mungkin untuk mengetahui penyebab pastinya.
Tingkatan Kehilangan Pendengaran
Mengalami kehilangan pendengaran untuk mengetahui tingkatannya biasanya ditentukan ambang pendengaran dengan besaran 60dB HL yang dapat disebut dengan gangguan pendengaran sedang hingga berat.
Mengalami kehilangan pendengaran ini dapat dicek dengan manggunakan alat berupa audiometri. Pada alat tersebut nantinya dapat dibaca untuk mengetahui jenis tingkatan gangguan pendengaran yang diketahui melalui angkat yang menunjukkan dB HL, misalnya seperti gangguan pendengaran ringan menunjukkan batas audiometri antara 25 hingga 40 dB HL, gangguan pendengaran sedang menunjukkan batas audiometri antara 40 hingga 60 dB HL, gangguan pendengaran parah menunjukkan batas audiometri antara 60 hingga 80 dB HL, gangguan pendengaran parah hingga sangat berat menunjukkan batas audiometri antara 80 hingga 90 dB HL, dan gangguan pendengaran mendalam menunjukkan batas audiometri lebih dari 90 dB HL.
Berikut ini beberapa kategori dan batasan tingkat atau jenis kehilangan pendengaran.
1. Pendengaran Normal
Seseorang yang memiliki pendengaran normal dapat mendengar batas ambang suara antara 0 hingga 25 dB. Kondisi ini tentunya tidak menyebabkan gejala kehilangan pendengaran yang dirasakan.
2. Gangguan Pendengaran Ringan
Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran ringan dapat mendengar dengan batas ambang suara antara 25 hingga 40 dB. Gejala yang terjadi pada gangguan pendengaran ringan adalah kesulitan mendengar dan memahami percakapan yang tenang atau lembut, terutama situasi dengan banyak kebisingan di latar belakang. Kondisi ini menyebabkan tingkat kehilangan pendengaran ringan.
3. Gangguan Pendengaran Sedang
Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran sedang dapat mendengar dengan batas ambang suara antara 40 hingga 60 dB. Gejala yang terjadi pada kondisi ini adalah seseorang mengalami kesulitan dalam memahami pembicaraan serta diperlukan tingkat volume yang lebih tinggi untuk mendengar TV atau sebuah radio. Kondisi ini menyebabkan tingkat kehilangan pendengaran sedang.
4. Gangguan Pendengaran Parah
Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran parah dapat mendengar dengan batas ambang suara antara 60 hingga 80 dB. Gejala yang terjadi pada kondisi ini adalah seseorang harus mendengar suara keras dari biasanya dan percakapan di sebuah kelompok jadi lebih sulit. Kondisi ini menyebabkan tingkat kehilangan pendengaran parah.
5. Gangguan Pendengaran sangat Berat
Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran sedang dapat mendengar dengan batas ambang suara antara 80 hingga 90 dB. Gejala yang terjadi pada kondisi ini penderita akan kesulitan berbicara serta sulit memahami percakapan tanpa menggunakan amplifikasi atau alat bantu dengar. Kondisi ini menyebabkan tingkat kehilangan pendengaran sangat berat.
6. Gangguan Pendengaran Mendalam
Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran sedang dapat mendengar dengan batas ambang suara lebih dari 90dB. Gejala yang terjadi pada kondisi ini adalah ucapan atau perangkat yang diperkuat masih sulit atau tidak mungkin untuk di dengar atau bahkan dipahami. Kondisi ini menyebabkan tingkat kehilangan pendengaran mendalam.
Nama Jenis Kehilangan Pendengaran
Mengalami kehilangan pendengaran tentunya terdapat nama jenis – jenis kehilangan pendengaran. Berikut ini penjelasannya.
1. Otitis Eksterna
Jenis kehilangan pendengaran pertama adalah otitis eksterna. Kondisi ini termasuk dalam gangguan pendengaran konduktif. Otitis eksterna adalah jenis peradangan pada telinga bagian luar.
Mengalami otitis media dapat terjadi karena terlalu kuat saat membersihkan telinga sehingga menyebabkan telinga terluka. Gejala mengalami otitis eksterna dapat ditandai antara lain nyeri atau sakit, telinga berair, dapat disertai gangguan pendengaran.
2. Perikondritis
Nama jenis kehilangan pendengaran kedua adalah perikondritis. Kondisi ini termasuk ke dalam gangguan pendengaran konduktif. Perikondritis merupakan kondisi terjadinya infeksi pada perikondrium atau selubung jaringan ikat padat yang mengelilingi tulang rawan telinga.
Saat mengalami perikondiritis ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor seperti tindik pada daun telinga, gigitan serangga, cedera saat olahraga, dan infeksi telinga luar.
3. Otomikosis
Nama jenis kehilangan pendengaran lainnya adalah otomikosis. Otomikosis merupakan peradangan pada bagian telinga luar yang disebabkan oleh jamur.
Gejala mengalami otomikosis dapat ditandai yakni telinga terasa gatal, rasa penuh di telinga, dan penurunan pendengaran.
4. Otitis Media
Nama jenis gangguan pendengaran selanjutnya ialah otitis media. Otitis media merupakan jenis gangguan telinga yang disebabkan oleh infeksi contagion atau bakteri pada telinga tengah.
Gejala yang terjadi pada otitis media mirip dengan otitis eksterna, yaitu gatal, nyeri, gangguan pendengaran, dan dapat disertai demam.
5. Cerumen Prop
Nama jenis gangguan pendengaran selanjutnya adalah cerumen prop. Cerumen adalah kotoran pada telinga.
Apabila terjadi penumpukan cerumen dan tidak dapat dikeluarkan dapat menimbulkan rasa gatal, tertutup, dan mengalami kehilangan pendengaran atau penurunan tingkatan pendengaran.
Demikian informasi mengenai jenis dan tingkat kehilangan pendengaran dari Brilliant Hearing semoga dari informasi yang diberikan dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Jika Anda mengalami gejala penurunan pendengaran pada telinga, maka Anda harus segera melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis THT. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan pengobatan yang tepat bagi gangguan pada telinga Anda.
Bagi Anda yang membutuhkan alat bantu dengar, Brilliant Hearing dapat menjadi solusi bagi Anda.
Brilliant Hearing merupakan penyedia alat bantu dengar. Sebagai penyedia alat bantu dengar, tentunya Brilliant hearing memiliki produk alat bantu dengar yang lengkap dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan.