Tingkat Kebisingan Suara dan Efeknya pada Pendengaran

tingkat kebisingan suara

Kali ini pusat Alat bantu dengar Brilliant Hearing akan membahas Tingkat Kebisingan Suara dan dampaknya pada Pendengaran kita. semoga artikel ini bermanfaat ya.

Bayangkan dunia tanpa suara—tanpa gemerisik angin, tanpa dentingan hujan, tanpa obrolan riuh di kafe favorit Anda. Suara adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita, tetapi sering kali kita tidak menyadari bahwa di balik keberagaman suara, ada ancaman tersembunyi yang mengintai indera pendengaran. Dari dengungan lalu lintas yang tiada henti hingga dentuman musik konser yang memacu adrenalin, paparan kebisingan yang berlebihan dapat menggerogoti kemampuan mendengar kita secara perlahan, sering kali tanpa kita sadari.

Sebagai indera yang menangkap suara, telinga manusia memiliki batas maksimal kekerasan suara yang dapat ditoleransi agar kesehatannya tetap terjaga. Tanpa kita sadari, beragam suara yang masuk ke telinga setiap hari berpotensi menurunkan kualitas pendengaran secara bertahap. Proses ini sering kali tidak disadari, karena terjadi perlahan dan tanpa gejala yang mencolok. Banyak orang terbiasa mendengar suara bising, seperti kendaraan di jalan raya atau musik dengan volume tinggi, dan menganggapnya sebagai bagian dari keseharian. Padahal, jika tingkat kebisingan dan waktu paparan suara melebihi ambang batas tertentu, dampaknya dapat merusak pendengaran secara permanen.

Ambang Batas Kebisingan yang Aman

Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD), suara dengan intensitas 70 dB atau lebih rendah masih tergolong aman bagi telinga manusia. Sementara itu, World Health Organization (WHO) merekomendasikan batas maksimal paparan bising selama 40 jam per minggu dengan intensitas tidak lebih dari 80 dB untuk orang dewasa dan 75 dB untuk anak-anak.

Untuk mengukur tingkat kebisingan di sekitar kita, dapat digunakan alat sound level meter, yang kini tersedia dalam bentuk aplikasi di smartphone. Berikut adalah daftar tingkat kebisingan dari berbagai sumber suara di sekitar kita:

Kategori Suara Berdasarkan Intensitas Desibel (dB)

  • 0 dB – Ambang batas terendah suara yang bisa didengar manusia.
  • 10 dB – Napas manusia di ruangan yang tenang.
  • 20 dB – Detak jam dan gemerisik dedaunan.
  • 30 dB – Bisikan dari jarak dekat.
  • 40-50 dB – Suara hujan ringan atau lingkungan yang tenang.
  • 60 dB – Percakapan normal dan suara latar musik.
  • 70 dB – Suara mesin penyedot debu dan alarm jam.
  • 80 dB – Kebisingan lalu lintas di jalan raya.
  • 90 dB – Suara pengering rambut yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
  • 100 dB – Musik dengan earphone pada volume tinggi, sebaiknya tidak lebih dari 15 menit.
  • 110-120 dB – Suara sirene ambulans atau konser musik keras, hanya boleh didengar kurang dari 2 menit.
  • 130 dB – Suara pesawat jet dari jarak 100 meter.
  • 140 dB – Suara tembakan atau ledakan yang dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.

Dampak Kebisingan Berlebih terhadap Kesehatan

Paparan suara dengan tingkat kebisingan tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen. Gangguan ini sering kali terjadi tanpa disadari, dimulai dari kesulitan mendengar percakapan hingga tinnitus (denging pada telinga). Selain itu, kebisingan yang berlebihan juga dikaitkan dengan peningkatan stres, gangguan tidur, serta risiko penyakit kardiovaskular akibat tekanan darah tinggi.

Langkah Perlindungan dari Kebisingan Berlebih

Agar pendengaran tetap terjaga, beberapa langkah berikut dapat diterapkan:

  1. Gunakan Pelindung Telinga – Earplug atau earmuff dapat membantu mengurangi dampak suara keras, terutama di lingkungan kerja yang bising.
  2. Atur Volume Perangkat Audio – Hindari mendengarkan musik dengan volume lebih dari 60% dari kapasitas maksimal perangkat audio.
  3. Batasi Waktu Paparan – Jika berada di lingkungan dengan kebisingan tinggi, kurangi waktu paparan dan beristirahatlah di tempat yang lebih tenang.
  4. Jaga Jarak dari Sumber Suara – Semakin dekat dengan sumber suara, semakin tinggi intensitasnya. Menjauh dari sumber kebisingan dapat membantu mengurangi risiko kerusakan pendengaran.
  5. Periksa Pendengaran Secara Berkala – Pemeriksaan rutin ke dokter spesialis THT dapat membantu mendeteksi gangguan pendengaran sejak dini.

Penutup

Kebisingan suara merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi bukan berarti harus diabaikan. Dengan memahami tingkat kebisingan yang aman dan menerapkan langkah-langkah perlindungan, kita dapat menjaga kesehatan pendengaran dalam jangka panjang. Jika memungkinkan, hindari suara keras yang berpotensi merusak telinga dan lakukan pemeriksaan pendengaran secara berkala minimal setiap enam bulan sekali. Menurut Brilliant Hearing Pusat Alat Bantu Dengar Indonesia, Pendengaran yang baik adalah aset berharga—jaga dan lindungilah dari ancaman kebisingan yang berlebihan.

Bagikan :

Pusat Alat Bantu Dengar

alat bantu dengar basic

Basic

Mulai dari 1 Jutaan

Improve

Mulai dari 4 Jutaan

Active

Mulai dari 5 Jutaan

alat bantu dengar advance

Advance

Mulai dari 15 Jutaan

Signature

Mulai dari 22 Jutaan

Aksesoris

Lengkap Tersedia Disini

Artikel Lainnya

Kami Siap Membantu!