Search
Close this search box.

Psikofisika: Bagaimana Kita Mencium, Mendengar, dan Melihat

Psikofisika: Bagaimana Kita Mencium, Mendengar, dan Melihat

Di usia muda, kita sering mempelajari tentang panca indera. Dengan bantuan panca indera, kita dapat berinteraksi dengan dunia sekitar kita.

Meskipun penting dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang tidak tahu bagaimana panca indera bekerja. Persepsi adalah hal yang penting bagi kita dan meskipun otak kita tahu cara kerjanya, kita tidak menyadari secara pasti mekanisme yang terlibat.

Bagaimana mungkin kita berinteraksi dengan lingkungan tanpa adanya panca indera? Bagaimana kita bisa berkomunikasi tanpa kemampuan untuk melihat, mendengar, atau merasakan? Bagaimana kita bisa menikmati makanan lezat yang kita makan malam itu atau mencium aroma makanan yang lezat dari oven?

Dalam artikel ini, Brilliant Hearing akan menjelajahi tiga panca indera yaitu penglihatan, pendengaran, dan penciuman beserta mekanismenya.

Getaran Suara

Getaran suara memainkan peran penting dalam pendengaran manusia. Gelombang suara masuk melalui saluran telinga luar dan menyebabkan gendang telinga bergetar.

Dari sana, getaran menyebar ke telinga bagian dalam dan diubah menjadi sinyal saraf yang dikirim ke otak untuk diproses lebih lanjut.

Gelombang suara memiliki variasi dalam panjang, frekuensi, tinggi, dan amplitudo, yang menentukan nada dan kenyaringan suara yang kita dengar.

Ambang batas mutlak untuk mendengar adalah 0 desibel, dan setiap 10 desibel sesuai dengan peningkatan suara sepuluh kali lipat. Dalam artikel ini, kita akan membahas peran telofaringeal dalam pendengaran dan penciuman manusia.

promo coba alat bantu dengar gratis
Pendengaran anda bermasalah namun masih ragu mau pakai alat bantu dengar?
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!

Nada Suara (tone)

Nada suara seseorang dapat memberikan kesan cepat kepada orang lain. Dalam banyak kasus, pria dengan suara bernada rendah dianggap lebih kuat dan menarik secara fisik.

Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa suara yang lebih rendah pada pria terkait dengan tingkat testosteron yang lebih tinggi, menunjukkan bahwa suara yang lebih rendah juga bisa menjadi tanda dominasi dan agresi yang meningkat.

Sifat-sifat ini dipercayai sebagai hasil adaptasi evolusi yang bahkan masih berlaku hingga saat ini. Selain itu, suara yang lebih rendah juga dapat memberikan kesan bahwa pembicara lebih tua, yang bisa dianggap sebagai tanda pengalaman dan kebijaksanaan.

Dalam sebuah studi, orang-orang secara konsisten memilih suara laki-laki dan perempuan yang lebih dalam ketika mereka diminta memilih pembicara yang paling cocok untuk memenangkan pemilihan, menunjukkan bahwa nada suara memainkan peran penting dalam memberikan kesan kepada orang lain.

Interaksi Sensorik Antara Bau dan Rasa

Penciuman dan perasa dijelaskan sebagai indera kimiawi yang tergantung pada sel reseptor khusus untuk memproses rangsangan kimiawi seperti bau dan rasa, dan kemudian mengirimkan informasi tersebut ke sistem saraf.

Sel reseptor untuk kedua indera terletak dekat dan saling berinteraksi, sehingga kekurangan indra penciuman dapat mempengaruhi kemampuan Anda merasakan makanan.

Pencampuran sensasi rasa dan bau dengan informasi sensorik lainnya seperti sentuhan dan suhu juga mempengaruhi persepsi makanan.

Otak memproses informasi penciuman bersama dengan memori dan emosi, menjelaskan mengapa bau tertentu dapat memicu ingatan dan emos

Mencium, Mendengar, dan Melihat

Dalam Psikofisika, terdapat dua istilah yang umum digunakan yaitu ambang batas absolut dan ambang batas perbedaan.

Ambang batas absolut digunakan untuk menggambarkan intensitas stimulus terlemah yang masih dapat dideteksi setidaknya 50 persen dari waktu.

Namun, ambang batas absolut memiliki tingkat pasti yang berbeda-beda pada setiap orang meskipun terdapat ambang absolut “rata-rata” untuk setiap indera manusia.

Sementara itu, ambang batas perbedaan menggambarkan perubahan minimum pada stimulus yang dapat dideteksi antara dua rangsangan yang berbeda.

Hukum Weber juga menyatakan bahwa perbedaan yang terlihat pada stimulus sebanding dengan besarnya stimulus aslinya, sehingga lebih sulit untuk mendeteksi perubahan pada stimulus yang kuat dibandingkan dengan stimulus yang lemah.

Pendengaran:

Telinga manusia terdiri dari pinna dan saluran pendengaran yang berakhir di gendang telinga. Gelombang suara merambat dan menyebabkan membran timpani bergetar.

Telinga tengah terdiri dari tiga tulang kecil yang memperkuat intensitas gelombang suara untuk mengaktifkan transduksi. Proses transduksi terjadi di koklea, di mana sel-sel rambut terletak di membran basilar dan terstimulasi oleh gelombang suara. Setiap sel rambut melepaskan neurotransmitter, menyebabkan terjadinya potensi aksi, dan mengirim pesan ke otak.

Proses Transduksi Suara:

Proses transduksi suara terjadi ketika gelombang suara memasuki telinga dan mencapai gendang telinga. Gendang telinga bergetar dan menggerakkan tiga tulang kecil di telinga tengah (palu, landasan, dan sanggurdi), yang kemudian mengirimkan getaran ke koklea di telinga dalam.

Di dalam koklea, terdapat sel-sel rambut yang terletak di membran basilar. Ketika getaran dari telinga tengah mencapai koklea, sel-sel rambut ini terstimulasi dan melepaskan neurotransmitter yang menyebabkan terjadinya potensi aksi pada neuron auditori.

Neuron auditori kemudian mengirimkan informasi ke pusat pendengaran di otak, di mana informasi ini diterjemahkan menjadi persepsi suara.

Persepsi suara mencakup karakteristik seperti volume, frekuensi, dan pola yang membentuk nada dan nada tinggi rendahnya suara. Proses persepsi suara ini melibatkan interaksi antara berbagai area otak yang berbeda, termasuk korteks auditif, di mana informasi suara diproses dan diinterpretasikan.

Penciuman:

Penciuman adalah indera kimiawi, dengan molekul yang menguap ke udara dan mengikat tempat reseptor pada epitel penciuman. Potensial aksi saraf terjadi, mengirimkan pesan ke otak melalui akson dan glomerulus. Kepekaan terhadap bau bervariasi dan bergantung pada genetika dan pengalaman sebelumnya.

Proses Tranduksi dan Persepsi Bau:

Proses transduksi bau dimulai ketika molekul bau masuk ke dalam hidung dan terikat dengan reseptor bau di dalam epitel olfaktori, yang terletak di bagian atas rongga hidung. Reseptor bau kemudian menghasilkan potensi aksi yang ditransmisikan ke otak melalui saraf olfaktori.

Ketika potensi aksi mencapai otak, informasi tersebut diolah di pusat penciuman yang terletak di otak. Di sana, otak mengintegrasikan informasi dari berbagai reseptor bau untuk menghasilkan persepsi bau yang kita alami.

Persepsi bau dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk intensitas, kualitas, dan sumber bau. Selain itu, persepsi bau juga dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti asosiasi dengan pengalaman masa lalu dan persepsi individu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, persepsi bau adalah suatu hal yang sangat subjektif.

Penglihatan:

Penglihatan adalah panca indera yang paling kita ketahui. Gelombang cahaya ditransmisikan melintasi kornea, pupil menyesuaikan seberapa banyak cahaya yang kita terima, kemudian gelombang tersebut melewati lensa dan mengenai retina. Informasi kemudian diteruskan ke otak melalui saraf optik dan akhirnya mencapai korteks visual primer lobus oksipital.

Proses Transduksi Visual dan Warna

Proses transduksi dan persepsi warna dan bentuk terjadi pada indera penglihatan manusia. Indera penglihatan kita bekerja dengan mengumpulkan cahaya yang masuk melalui kornea dan difokuskan oleh lensa mata ke retina.

Di dalam retina terdapat sel-sel fotoreseptor yaitu batang dan kerucut. Batang peka terhadap cahaya rendah dan membantu kita melihat di bawah kondisi pencahayaan yang rendah, sedangkan kerucut peka terhadap cahaya yang lebih terang dan membantu kita melihat warna.

Ketika cahaya mencapai sel fotoreseptor, pigmen yang terdapat pada sel tersebut akan menyerap foton cahaya dan memicu terjadinya reaksi kimia. Reaksi kimia ini akan mengubah sinyal cahaya menjadi impuls listrik yang akan dikirimkan ke otak melalui saraf optik.

Di otak, informasi tentang sinyal cahaya yang dikirimkan dari mata akan diolah dan diinterpretasikan sebagai gambar, warna, dan bentuk. Proses ini melibatkan beberapa area korteks visual yang bekerja bersama-sama untuk memberikan persepsi visual yang lengkap.

Untuk persepsi warna, terdapat tiga jenis kerucut yang peka terhadap warna-warna tertentu. Setiap jenis kerucut akan mengirimkan sinyal listrik yang berbeda ke otak, dan otak akan menggabungkan informasi tersebut untuk membentuk persepsi warna yang akurat.

Sedangkan untuk persepsi bentuk, area korteks visual yang berbeda akan terlibat dalam memproses informasi tentang kontur dan bentuk objek yang kita lihat. Informasi tersebut kemudian digabungkan dan diinterpretasikan sebagai bentuk objek yang kita lihat.

Secara keseluruhan, proses transduksi dan persepsi warna dan bentuk terjadi secara kompleks di dalam indera penglihatan manusia, dan memerlukan kerja sama antara berbagai bagian otak untuk memberikan persepsi visual yang akurat.

Bagikan :

Produk Kami

Artikel Lainnya

Brillianthearing.id
Share to Friend/Family:
©️ Brilliant Hearing 2024
Kami Siap Membantu!