Apakah Anda tahu bahwa tuli dan tunarungu ini berbeda? Mengetahui perbedaan tuli dan tunarungu sangat penting untuk pemahaman yang lebih baik tentang gangguan pendengaran. Pelajari lebih lanjut di artikel ini.
Seringkali kita mendengar kata tuli dan tunarungu memiliki makna yaitu kondisi dimana seseorang tidak dapat mendengar. Namun tunarungu dan tuli sebenarnya memiliki makna yang berbeda. Kedua istilah tersebut harus diperhatikan baik – baik agar tidak salah arti.
Istilah tuli dan tunarungu merupakan dua istilah yang tidak asing lagi di masyarakat. Kedua istilah tersebut seringkali dikaitkan dengan gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran dapat menggunakan alat bantu dengar dari pusat alat bantu dengar.
Gangguan pendengaran sering kali disalahartikan oleh masyarakat, khususnya perbedaan antara istilah “tuli” dan “tunarungu”. Meskipun keduanya merujuk pada keterbatasan dalam mendengar, kedua kata ini memiliki makna yang berbeda, baik dalam konteks medis maupun budaya. Mengerti perbedaan antara keduanya sangat penting agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Perbedaan Tuli dan Tunarungu
Istilah tuli dan tunarungu memiliki makna yang berbeda. Perbedaan tuli dan tunarungu ini jika ditelisik lebih dalam sebagai berikut.
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata tunarungu memiliki arti rusak pendengaran. Sedangkan tuli memiliki arti tidak dapat mendengar dan menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi. Kedua istilah tersebut yaitu tuli dan tunarungu berkaitan dengan gangguan pendengaran. Kondisi tuli dan tuna rungu juga dikenal sebagai kondisi keterbatasan seseorang untuk mendengar.
Biasanya orang awam menggunakan istilah tunarungu karena dianggap penyebutannya lebih halus ketimbang tuli. Namun keduanya sebenarnya memiliki makna yang berbeda.
Menurut istilah pengertian tunarungu adalah kondisi medis yang lebih formal dan sering digunakan dalam dunia kesehatan. Kondisi ini merujuk pada kondisi di mana seseorang mengalami gangguan pendengaran, namun istilah ini dianggap lebih lembut, halus, dan sopan. Makanya banyak masyarakat yang menyebut kondisi keterbatasan mendengar dengan tunarungu agar lebih sopan.

Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!
Sementara itu, dalam komunitas yang memiliki gangguan pendengaran, istilah “tuli” lebih sering digunakan sebagai identitas sosial. Komunitas Tuli, yang menganggap bahasa isyarat sebagai bahasa ibu mereka, merasa lebih nyaman dengan sebutan ini.
Tuli juga sebagai istilah budaya untuk kelompok tertentu yang memiliki gangguan pendengaran. Pengidap tunarungu menganggap sapaan tuli ini menunjukkan identitas sebuah kelompok masyarakat dengan ciri memiliki identitas sosial, memiliki bahasa ibu (bahasa isyarat), dan memiliki budaya sendiri (sejarah, sistem bahasa, nilai, tradisi, sistem kemasyarakatan, dan lain sebagainya).
Menurut komunitas tuli, cara berkomunikasi mereka dengan menggunakan bahasa isyarat menjadi bahasaibu dan tentunya mereka bangga dengan cara mereka sendiri. Tidak ada kewajiban untuk mengoptimalkan pendengaran supaya menyerupai orang dapat mendengar. Namun dokter akan lebih menyebut tunarungu dalam dunia medis.
Pada dasarnya, perbedaan antara tuli dan tunarungu terletak pada cara pandang dan identitas. Seseorang yang disebut “tunarungu” mungkin berusaha untuk berkomunikasi menggunakan cara-cara medis seperti alat bantu dengar atau terapi wicara, sementara mereka yang disebut “tuli” lebih sering berkomunikasi dengan bahasa isyarat.
Ragam Tunarungu dan Tuli di Dunia Medis
Mengenal perbedaan tuli dan tunarungu sangat penting. Misalnya di dunia medis mengenal gangguan pendengaran yang terbagi menjadi beberapa jenis, seperti gangguan pendengaran konduktif yang terjadi karena masalah pada telinga luar atau tengah.
Selain itu, ada juga gangguan pada saraf pendengaran yang lebih kompleks. Meskipun kedua istilah tuli dan tunarungu berhubungan dengan gangguan pendengaran, cara mereka dipahami dan diperlakukan berbeda.
Banyak orang masih bingung membedakan antara istilah “tuli” dan “tunarungu”. Meskipun keduanya berkaitan dengan gangguan pendengaran, terdapat perbedaan mendasar yang penting untuk dipahami. Memahami perbedaan tuli dan tunarungu akan membantu kita menggunakan istilah yang tepat dan menghormati preferensi komunitas terkait.
Secara umum, “tunarungu” adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan seseorang dengan gangguan pendengaran. Istilah ini dianggap lebih formal dan sopan dalam konteks medis. Namun, komunitas Tuli lebih memilih istilah “Tuli” dengan huruf kapital “T” karena mencerminkan identitas budaya mereka. Mereka memiliki bahasa isyarat sebagai bahasa ibu dan budaya yang unik.
Perbedaan utama antara tuli dan tunarungu terletak pada perspektif dan identitas. Tunarungu menekankan pada aspek medis dan sering kali dianggap sebagai kondisi yang memerlukan perbaikan. Sementara itu, Tuli menekankan pada identitas sosial dan budaya, di mana ketidakmampuan mendengar bukanlah kekurangan, melainkan perbedaan yang dihargai.
Penderita tunarungu dan tuli ini memiliki cara berkomunikasi. Namun tidak semua pengidap tunarungu berkomunikasi dengan cara yang sama. Beberapa penyandang tunarungu hanya dapat berkomunikasi secara lisan dan ada pula yang menggunakan bahasa isyarat. Bahkan ada juga yang melakukan keduanya serta beberapa juga ada yang tidak dapat berkomunikasisama sekali.
Penderita tuli atau tunarungu yang menggunakan bahasa isyarat untuk komunikasi maka mereka akan belajar bahasa isyarat di komunitas, sekolah, atau bahkan di terapi wicara untuk memudahkan mereka berkomunikasi.
Bahasa isyarat menjadi cara komunikasi di kalangan umum yang menjadi pilihan untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif.
Perlu diketahui selain tuli dan tunarungu, dalam dunia medis gangguan pendengaran diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, seperti gangguan pendengaran konduktif, sensorineural, dan campuran. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua individu dengan gangguan pendengaran mengidentifikasi diri mereka sebagai Tuli atau tunarungu. Pilihan istilah sangat bergantung pada preferensi pribadi dan identitas budaya masing-masing individu. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai jenis gangguan pendengaran :
1. Gangguan pendengaran konduktif
Jenis gangguan pendengaran konduktif disebabkan oleh masalah pada telinga luar atau tengah. Kondisi ini memiliki saraf pendengaran yang masih berfungsi karena permasalahan biasanya terjadi akibat infeksi yang hanya terjadi pada telinga tengah atau telinga luar.
2. Gangguan pendengaran saraf
Jenis gangguan pendengaran saraf ini berbeda dengan gangguan pendengaran konduktif. Biasanya kondisi ini terjadi akibat infeksi telinga luar atau tengah. Namun perlu tahu bahwa cedera yang terjadi pada saraf pendengaran menyebabkan gangguan pendengaran saraf.
3. Gangguan pendengaran campuran
Jenis gangguan pendengaran campuran terjadi akibat gabungan dari gangguan pendengaran konduktif dan saraf. Seseorang dengan gangguan pendengaran campuran akan mengalami gangguan saraf pendengaran sekaligus infeksi telinga luar dan tengah.
Perawatan Tuli dan Tunarungu
Istilah tunarungu merupakan kondisi yang menunjukkan kondisi kerusakan pendengaran yang harus diperbaiki. Sedangkan tuli bukan menunjukkan kondisi rusak yang perlu diperbaiki meskipun tidak bisa mendengar.
Seseorang yang tuli tetap memiliki kemampuan untuk komunikasi, belajar, bekerja, seperti orang yang dapat mendengar pada umumnya.
Setelah mengetahui perbedaan tuli dan tunarungu, kondisi tuli dan tunarungu tentunya juga perlu mendapatkan perawatan. Berikut beberapa perawatan tuli dan tunarungu.
1. Implan koklea
Perawatan dengan implan koklea dapat membantu mengatasi masalah pendengaran yang parah termasuk tuli dan tunarungu. Implan koklea akan membantu untuk mengubah suara menjadi sinyal listrik yang kemudian sinyal akan berjalan ke saraf akustik dan ditafsirkan oleh otak sebagai suara.
2. Operasi
Perawatan tuli dan tunarungu dengan operasi. Ketika struktur telinga seperti gendang telinga dan tulang telinga tengah menyebabkan gangguan pendengaran, dokter akan menyarankan prosedur operasi.
3. Menghilangkan kotoran telinga
Seseorang dengan kondisi tuli dan tunarungu sementara dapat terjadi pada telinga yang kotor. Kotoran telinga yang menumpuk dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara. Untuk membersihkan kotoran yang menumpuk di telinga dapat menggunakan alat kecil atau penghisap untuk menghilangkan kotoran yang telah menumpuk. Disarankan membersihkan kotoran oleh dokter THT agar lebih aman.
4. Pemberian subtitle
Untuk membantu berkomunikasi penderita tuli atau tunarungu dengan menggunakan alat bantu lainnya seperti pemberian subtitle dalam bentuk tulisan ataupun audio.
5. Penggunaan alat bantu dengar
Alat bantu dengar sangat membantu untuk berkomunikasi bagi gangguan pendengaran termasuk tuli dan tunarungu. Penggunaan alat bantu dengar dapat membantu memperkuat suara yang masuk ke telinga sehingga suara yang didengar akan lebih jelas. Beberapa alat bantu dengar sebagai berikut:
– Behind-the-ear (BTE) Hearing Aids merupakan alat yang dipakai pada telinga bagian luar dan suara dari alat akan disalurkan secara elektrik ke telinga.
– In the Canal (ITC) Hearing Aids, merupakan sebuah alat yang dipakai pada bagian luar saluran telinga dan disertai dengan sejenis pengeras suara.
– Completely in the Canal (CIC) Hearing Aids, merupakan alat bantu dengar yang digunakan pada bagian dalam saluran telinga. Alat ini memiliki keunggulan yaitu sangat kecil dan tidak terlihat dari luar telinga.
– Bone conduction Hearing Aids, merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mereka yang tidak dapat menggunakan alat bantu dengar konvensional.
Memahami perbedaan antara tuli dan tunarungu membantu kita menghargai keberagaman dalam cara orang berkomunikasi. Menggunakan istilah yang tepat sesuai dengan konteks medis atau sosial sangat penting untuk menciptakan komunikasi yang lebih inklusif dan sensitif.
Dengan memahami perbedaan antara tuli dan tunarungu, kita dapat lebih menghargai dan menghormati identitas serta preferensi komunikasi setiap individu. Penggunaan istilah yang tepat mencerminkan kesadaran dan penghormatan terhadap komunitas terkait.
Demikian penjelasan mengenai perbedaan tuli dan tunarungu. Semoga dari informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Mengalami gangguan pendengaran dan membutuhkan solusi terbaik. Tepat sekali menemukan tulisan ini yang termasuk memberikan rekomendasi pusat alat bantu dengar terbaik.
Salah satu pusat alat bantu dengar terbaik adalah Brilliant hearing yang menyediakan berbagai layanan termasuk penyedia alat bantu dengar berkualitas, bergaransi, serta harga terjangkau.
Selain alat bantu dengar, Brilliant hearing hadir dengan memberikan layanan penuh seperti konsultasi pendengaran, tes audiometri, servis alat bantu dengar, dan lain sebagainya. Jadi tunggu apalagi dapatkan pengalaman memuaskan dari Brilliant hearing membantu merajut komunikasi menghubungkan generasi.