Komplikasi Kernikterus merupakan suatu kondisi medis yang jarang terjadi tetapi memiliki dampak serius pada perkembangan bayi dan anak-anak.
Kondisi ini berhubungan dengan gangguan neurologis yang diakibatkan oleh hiperbilirubinemia, yaita peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
Bilirubin sendiri adalah zat yang dihasilkan saat sel darah merah hancur dan kemudian diolah oleh hati. Walaupun kernikterus sendiri adalah kondisi yang jarang, dampak yang ditimbulkannya bisa sangat mengganggu dan bahkan mengancam kehidupan.
Berikut ini, Brilliant Hearing akan membahas lebih jauh mengenai komplikasi Kernikterus, simak terus artikelnya!
Mengenak Komplikasi Kernikterus
Komplikasi Kernikterus merupakan jenis kerusakan pada otak yang paling umum terjadi pada bayi. Kondisi ini muncul akibat penumpukan ekstrem bilirubin di dalam otak.
Bilirubin adalah zat limbah yang dihasilkan saat hati memecah sel darah merah untuk kemudian dikeluarkan dari tubuh.
Sejatinya, tingkat bilirubin yang tinggi pada bayi yang baru lahir adalah hal yang normal. Menurut laporan dari Healthline, sekitar 60 persen bayi baru lahir mengalami penyakit kuning.
Hal ini terjadi karena kemampuan tubuh untuk menghilangkan bilirubin masih terbatas. Diagnosis kernikterus ditegakkan saat kadar bilirubin mencapai tingkat yang sangat tinggi.
![promo coba alat bantu dengar gratis](https://brillianthearing.id/wp-content/uploads/2024/02/WhatsApp-Image-2024-02-21-at-19.33.16.jpeg)
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!
Menurut data kesehatan yang dirilis oleh National Health Service, kernikterus yang tidak ditangani dengan cepat dapat mengakibatkan komplikasi.
Mulai dari kejang ringan hingga kejang otot yang dapat menyebabkan kelengkungan pada punggung dan leher.
Jika kerusakan otak yang signifikan terjadi sebelum perawatan dilakukan, bayi dapat mengembangkan masalah serius dan permanen, seperti:
1. Cerebral palsy (suatu kondisi yang memengaruhi pergerakan dan koordinasi).
2. Gangguan pendengaran (mulai dari ringan hingga berat).
3. Mengalami disabilitas.
4. Bagian tubuh berkedut tanpa disengaja.
5. Memiliki kecenderungan untuk menatap ke atas atau dari sisi ke sisi, bukannya lurus ke depan.
6. Perkembangan gigi yang buruk.
Baca juga: Teknologi Inovatif Dalam Mengatasi Kondisi Telinga Yang Kronis
Gejala Komplikasi Kernikterus
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), akumulasi bilirubin yang berlebihan dalam tubuh bayi yang baru lahir dapat menyebabkan perubahan warna menjadi kuning pada kulit dan bagian putih mata. Kondisi ini dikenal sebagai penyakit kuning.
Apabila penyakit kuning tidak mendapatkan penanganan dalam waktu yang tepat, risikonya adalah berkembang menjadi kernikterus. Agar risiko komplikasi dari penyakit kuning tidak berlanjut menjadi kernikterus, penting untuk mengenali gejala dan tanda-tandanya dengan segera.
Biasanya, gejala penyakit kuning pertama kali muncul pada wajah, kemudian menyebar ke dada, perut, lengan, dan kaki seiring dengan peningkatan kadar bilirubin.
Bagian mata yang putih juga dapat tampak kuning. Pada bayi dengan warna kulit yang lebih gelap, penyakit kuning mungkin sulit dideteksi secara visual.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan pengujian oleh dokter atau petugas medis yang berkompeten untuk menilai kadar bilirubin dalam darah bayi.
Segera lakukan konsultasi dengan profesional medis jika bayi mengalami:
1. Perubahan warna kulit menjadi kuning oranye mulai dari kepala dan menyebar ke jari kaki.
2. Sulit untuk bangun atau tidak mau tidur sama sekali.
3. Tidak menyusui atau mengisap dari botol dengan baik.
4. Sangat cerewet.
5. Frekuensi BAB dan pipis berkurang.
6. Menangis tanpa henti atau dengan nada tinggi.
7. Melengkung seperti busur (kepala atau leher dan tumit ditekuk ke belakang dan tubuh ke depan).
8. Memiliki tubuh yang kaku dan lemas.
9. Memiliki gerakan mata yang aneh.
Penyebab
Kernikterus adalah suatu kondisi medis yang memiliki dampak serius pada perkembangan bayi dan anak-anak. Penyebab utama terjadinya kernikterus adalah peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Bilirubin adalah zat yang dihasilkan saat sel darah merah pecah dan diolah oleh hati sebelum akhirnya dikeluarkan dari tubuh.
Namun, pada kasus kernikterus, peningkatan kadar bilirubin dalam darah berlebihan dan tidak terkendali. Ini dapat terjadi karena beberapa alasan:
1. Hiperbilirubinemia yang Parah
Peningkatan kadar bilirubin dalam darah, yang dikenal sebagai hiperbilirubinemia, menjadi pemicu utama kernikterus. Kadar bilirubin yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan pada sistem saraf pusat, termasuk otak.
2. Keterlambatan Pengobatan Penyakit Kuning
Penyakit kuning (jaundice) adalah kondisi di mana kulit dan mata bayi menguning akibat peningkatan bilirubin. Jika tidak diobati dengan cepat, penyakit kuning yang parah dapat berkontribusi pada terjadinya kernikterus.
3. Faktor Maturasi Hati
Pada bayi yang baru lahir, fungsi hati dalam mengolah bilirubin belum sepenuhnya matang. Ini membuat bayi lebih rentan terhadap peningkatan kadar bilirubin yang dapat memicu kernikterus.
4. Predisposisi Genetik
Faktor genetik juga dapat memainkan peran dalam rentan atau tidaknya seorang bayi terhadap kernikterus. Jika ada riwayat keluarga yang memiliki masalah dengan metabolisme bilirubin, risiko kernikterus pada bayi dapat meningkat.
5. Kelainan Saluran Empedu
Masalah pada saluran empedu dapat menghambat pengeluaran bilirubin dari tubuh, menyebabkan penumpukan dalam darah.
6. Infeksi atau Penyakit Lain
Infeksi atau penyakit yang memengaruhi fungsi hati dapat berkontribusi pada peningkatan bilirubin dalam darah.
Diagnosis
Kernikterus umumnya terdeteksi pada bayi. Untuk mengukur kadar bilirubin pada bayi, digunakan pemeriksaan menggunakan meteran cahaya.
Dokter akan menempatkan alat pengukur cahaya di kepala bayi untuk mengukur tingkat bilirubin di kulit. Hasil dari pengukuran ini akan memberikan gambaran seberapa tinggi kadar bilirubin pada bayi.
Apabila hasil pengukuran menunjukkan kadar bilirubin yang tinggi, dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan bilirubin dalam darah.
Cara Mengobati Kernikterus
Kernikterus adalah kondisi yang menuntut penanganan segera dan tepat guna mencegah dampak serius pada perkembangan bayi.
Berbagai opsi pengobatan telah dikembangkan untuk mengatasi kernikterus, yang disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi dan kebutuhan masing-masing bayi.
Beberapa opsi pengobatan yang dapat diberikan kepada bayi yang menderita kernikterus adalah sebagai berikut:
1. Terapi Cahaya (Fototerapi)
Fototerapi adalah salah satu pendekatan pengobatan utama yang digunakan untuk mengatasi hiperbilirubinemia, yang merupakan pemicu utama kernikterus.
Dalam terapi ini, bayi ditempatkan di bawah lampu khusus yang menghasilkan cahaya biru atau hijau. Cahaya ini membantu mengubah bilirubin yang tidak terkonjugasi menjadi bentuk yang mudah dikeluarkan melalui urin dan tinja.
Fototerapi tidak hanya membantu menurunkan kadar bilirubin, tetapi juga dapat membantu mencegah atau mengurangi risiko kerusakan otak yang disebabkan oleh peningkatan bilirubin.
2. Cairan atau Makanan
Pemberian makan atau susu kepada bayi juga memiliki peran dalam mengatasi kadar bilirubin yang tinggi. Semakin banyak bayi mengonsumsi makanan, semakin banyak pula tinja yang dihasilkan, sehingga jumlah bilirubin yang dikeluarkan juga bertambah.
3. Transfusi darah
Jika kadar bilirubin bayi sangat tinggi atau tidak merespons fototerapi, transfusi darah parsial dapat dipertimbangkan.
Dalam prosedur ini, sejumlah kecil darah bayi diambil dan digantikan dengan darah donor yang memiliki kadar bilirubin yang lebih rendah. Ini membantu mengurangi kadar bilirubin dalam darah bayi secara cepat, menghindarkan risiko komplikasi lebih lanjut.
4. Pemberian Antibiotik
Terkadang, kernikterus dapat dipicu oleh masalah lain selain hiperbilirubinemia. Misalnya, infeksi atau penyakit lain yang memengaruhi hati bayi.
Dalam kasus ini, pengobatan akan difokuskan pada penyebab mendasar, seperti memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi.
5. Peralatan Pendukung dan Rehabilitasi
Setelah bayi menjalani pengobatan aktif, perawatan pendukung dan rehabilitasi dapat membantu bayi pulih dan mengembangkan potensi sebaik mungkin.
Terapi fisik, terapi wicara, serta dukungan medis dan psikososial dapat membantu bayi mengatasi dampak perkembangan yang mungkin timbul akibat kernikterus.
Pengobatan kernikterus adalah pendekatan yang memerlukan kerjasama tim medis yang terampil dan perencanaan yang cermat.
Keputusan mengenai opsi pengobatan akan disesuaikan dengan kondisi individu setiap bayi, dengan tujuan utama untuk memastikan keselamatan, kesembuhan, dan perkembangan yang optimal.
Baca juga: Tips Menghindari Kondisi Telinga Yang Dapat Mempengaruhi Kesehatan
Komplikasi Kernikterus
Sejumlah komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan kernikterus adalah.
1. Athetoid cerebral palsy, atau gangguan pergerakan yang disebabkan oleh kerusakan otak.
2. Gangguan pergerakan, misalnya mata tidak bisa melirik ke atas.
3. Noda pada gigi bayi.
4. Gangguan pendengaran hingga tuli.
5. Otot yang tegang.
6. Keterbelakangan mental.
7. Menurunnya kekuatan otot.
8. Sulit bicara. Kerusakan otak akibat kernikterus tidak dapat diperbaiki.
Akan tetapi, pengobatan dapat mencegah kerusakan otak yang lebih parah. Karena itu, pemantauan ketat pada bayi yang baru lahir sangat penting. Selain sebagai bentuk pencegahan, pemantauan akan membuat bayi ditangani lebih cepat bila kadar bilirubin semakin tinggi.
Kesimpulan
Kernikterus adalah peringatan serius mengenai perlunya pemahaman dan langkah pencegahan dalam merawat bayi.
Dengan mendeteksi gejala penyakit kuning pada tahap awal, melibatkan tim medis, dan memahami opsi pengobatan seperti terapi cahaya dan transfusi darah parsial, kita dapat menghindari komplikasi yang merugikan.
Pencegahan tetap menjadi kunci. Melalui pemeriksaan berkala, pemantauan faktor risiko, dan peran aktif masyarakat, kernikterus dapat dicegah. Dengan kerjasama dari orangtua, tenaga medis, dan komunitas, kita dapat memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang, bebas dari ancaman kernikterus.
Temukan Produk Alat Bantu Dengar Terbaik!
Brilliant Hearing hadir untuk menyediakan alat bantu dengar bagi individu dari segala usia dan menghubungkan generasi melalui komunikasi yang lebih baik.
Kami memahami bahwa gangguan pendengaran dapat mengisolasi dan mencegah individu untuk berpartisipasi penuh dalam percakapan dan aktivitas, terutama dengan orang yang dicintai dari generasi yang berbeda.
Itulah mengapa kami berkomitmen untuk menyediakan solusi pendengaran yang dapat dipersonalisasi dan membantu menjembatani kesenjangan komunikasi.
Cek produk kami: