Mengalami gangguan pendengaran dapat dideteksi menggunakan tes Rinne dan Weber. Berikut cara kerja tes rinne dan weber.
Pelajari cara kerja tes Rinne dan Weber dalam mendeteksi gangguan pendengaran serta peran pentingnya dalam menentukan jenis gangguan yang dialami. Simak informasinya dari Brilliant Hearing pusat alat bantu dengar.
Ketika mengalami gangguan pendengaran akan mengganggu dalam aktivitas sehari – hari. Gangguan pendengaran merupakan istilah untuk semua kondisi atau penyakit yang dapat mengakibatkan proses gangguan pendengaran terganggu.
Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti paparan suara keras dalam jangka waktu yang panjang, kotoran yang menumpuk pada telinga, bahkan gangguan pada sistem saraf pendengaran.
Mengalami gangguan pendengaran terjadi pada telinga yang merupakan organ penting dalam tubuh berfungsi untuk menghantarkan dan menerima suara atau bunyi. Jika mengalami gangguan pendengaran tentunya akan mengganggu aktivitas harian Anda.
Mengalami gangguan pendengaran dapat dideteksi dengan menggunakan sebuah tes yaitu tes rinne dan weber. Tes ini untuk mengetahui jenis gangguan pendengaran yang terjadi.
Gangguan pendengaran sendiri terbagi menjadi tiga jenis yaitu gangguan pendengaran konduktif, gangguan pendengaran sensorineural, dan gangguan pendengaran campuran.
Gangguan pendengaran konduktif disebut dengan tuli konduktif terjadi saat proses penghantaran bunyi atau suara terganggu. Kondisi ni terjadi pada telinga bagian luar dan tengah. Beberapa penyebab gangguan pendengaran konduktif seperti penumpukan cairan telinga, otits media, otitis eksterna, kerusakan tuba eustachisu, gendang telinga robek, dan lain sebagainya.

Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!
Selain itu, ada jenis gangguan pendengaran sensorineural merupakan kondisi gangguan pendengaran yang terjadi pada telinga bagian dalam dan gangguan pada jalur saraf antara telinga bagian dalam dan otak. Gangguan pendengaran ini terjadi disebabkan oleh penyakit tertentu, penggunaan obat, kondisi genetik, penuaan, cedera di kepala, paparan suara keras, dan lain sebagainya.
Terakhir yaitu gangguan pendengaran campuran terjadi akibat kerusakan pada telinga bagian luar, tengah, dan dalam, atau jalur saraf ke otak. Kondisi ini tentunya akan sulit untuk disembuhkan.
Mendeteksi Gangguan Pendengaran

Mengalami gangguan pendengaran dapat dideteksi melalui berbagai metode, salah satunya adalah dengan menggunakan tes Rinne dan Weber. Kedua tes ini memanfaatkan garpu tala untuk menilai fungsi pendengaran dan membantu menentukan jenis gangguan yang mungkin dialami.
Tes garpu tala ialah salah satu metode dalam mendiagnosa gangguan pendengaran. Tes ini terbagi menjadi dua jenis yaitu Rinne dan weber.
Tes Rinne dan Weber adalah metode pemeriksaan untuk mengetahui gangguan pendengaran. Dengan tes ini untuk mengetahui perawatan dini menentukan rencana pengobatan yang tepat.
Tes Rinne dan Weber merupakan bagian dari tes garpu tala merupakan pemeriksaan pendengaran yang digunakan untuk membantu menentukan jenis gangguan pendengaran.
Tes Rinne
Tes Rinne ialah tes pendengaran yang dilakukan untuk mengevaluasi suara pendengaran dengan membandingkan persepsi suara yang dihantarkan oleh konduksi udara dengan konduksi tulang melalui mastoid. Pemeriksaan tes rinne dilakukan pada satu telinga.
Tes rinne juga seringkali direkomendasikan untuk penderita yang mengalami gangguan pendengaran konduktif. Melakukan tes rinne bertujuan untuk membandingkan konduksi udara dan konduksi tulang dalam proses pendengaran.
Pendengaran konduksi udara terjadi melalui udara di dekat telinga melibatkan saluran telinga dan gendang telinga. Adapun pendengaran konduski tulang terjadi melalui getaran yang diambil oleh sistem saraf khusus telinga.
Dalam prosedur tes rinne, garpu tala yang telah digetarkan ditempatkan pada tonjolan tulang mastoid di belakang telinga. Setelah pasien tidak lagi mendengar suara, garpu tala dipindahkan ke depan saluran telinga. Pasien kemudian diminta untuk menunjukkan kapan suara tidak lagi terdengar. Hasil tes ini membantu menentukan apakah gangguan pendengaran bersifat konduktif atau sensorineural.
Tes Weber
Kemudian tes weber ialah cara lain untuk mengevaluasi gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural. Tes Weber digunakan untuk menilai lateralitas pendengaran.
Penggunaan garpu tala pada pada tes weber, garpu tala yang bergetar ditempatkan di tengah dahi atau puncak kepala pasien. Pasien kemudian diminta untuk melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih jelas. Tes ini membantu mengidentifikasi apakah gangguan pendengaran lebih dominan di salah satu telinga dan jenis gangguan yang mungkin terjadi.
Dari hasil tes rinne dan weber akan saling dibandingkan untuk mendeteksi gangguan pendengaran sensorineural. Gangguan pendengaran konduktif terjadi ketika gelombang suara tidak mampu melewati telinga bagian tengah ke telinga bagian dalam. Kondisi ini disebabkan oleh masalah di saluran telinga, gendang telinga, maupun telinga tengah.
Beberapa penyebab gangguan telinga yang dapat dilakukan dengan tes rinne dan weber seperti infeksi telinga, penumpukan kotoran telinga, gendang telinga yang tertusuk, cairan di telinga tengah, serta kerusakan tulang kecil di telinga tengah.
Selain gangguan pendengaran konduktif, tes rinne dan weber dapat untuk mendeteksi kerusakan yang terjadi pada sistem saraf khususnya telinga termasuk saraf pendengaran, sel – sel rambut pada telinga bagian dalam serta bagian lain seperti koklea termasuk akibat paparan suara yang bising dan semakin bertambah usia.
Kedua tes Rinne dan weber tidak menimbulkan rasa sakit, dan sering digunakan sebagai langkah awal dalam evaluasi gangguan pendengaran. Meskipun demikian, hasil dari tes Rinne dan Weber sebaiknya dikonfirmasi dengan pemeriksaan audiometri untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat.
Manfaat tes Rinne dan Weber
Tes rinne dan weber merupakan tes pertama untuk menentukan penyebab perubahan atau kehilangan pendengaran. Tes ini akan membantu mengidentifikasi kondisi yang menyebabkan gangguan pendengaran. Beberapa kondisi yang menyebabkan hasil tes rinne dan weber tidak normal seperti mengaami perforasi gendang telinga, kotoran telinga, infeksi telinga, cairan telinga bagian tengah, otosklerosis atau ketidakmampuan tulang kecil di telinga tengah (tulang sangurdi) bergerak dengan baik, dan mengalami cedera pada saraf telinga.
Cara Kerja Tes Rinne dan Weber
Melakukan tes rinner dan weber menggunakan garpu tala dengan frekuensi tinggi seperti 512 Hertz. Hal ini dilakukan untuk menguji bagaimana telinga merespon suara dan getaran di dekat telinga.
Cara kerja tes rinne dan weber ini berbeda. Cara kerja tes Rinne dan weber, pada tes rinne dokter menggetarkan garpu tala dan menempatkan di tulang mastoid di belakang satu telinga. Saat tidak dapat lagi mendengar suara, pasien akan memberi sinyal kepada dokter.
Selanjutnya dokter akan memindahkan garlu tala pada sebelah saluran telinga. Saat pasien tidak bisa lagi mendengar suara, pasien akan memberi sinyal sekali lagi kepada dokter kemudian dokter akan mencatat lamanya waktu mendengar setiap suara.
Selain tes rinne untuk mendeteksi gangguan pendengaran dapat dengan tes weber. Cara kerja tes rinne dan weber ini berbeda. Cara kerja tes weber yaitu dengan cara dokter meletakkan garpu tala di tengah kepala pasien. Kemudian pasien akan mencatat di bagian telinga mana getaran yang terasa apakah pada telinga kiri, telinga kanan, atau keduanya.
Hasil Interpretasi Tes Rinne dan Weber
Setelah mengetahui cara kerja tes rinne dan weber, tes ini dapat diketahui hasilnya dengan interpretasi.
Pada tes rinne konduksi udara menggunakan organ – organ pada telinga daun telinga, gendang telinga, dan osikel atau tiga tulang pendengaran untuk memperkuat suara dan mengalirkan suara ke konduksi tulang. Hal ini menyebabkan suara dapat langsung dialirkan pada telinga dalam atau melalui tengkorak telinga sebelahnya.
Tes Rinne pada pendengaran normal akan menunjukkan waktu konduksi udara yang dua kali lebih lama dari waktu konduski tulang. Pasien akan mendengar suara di samping telinga dua kali selama akan mendengar suara di belakang telinga.
Kemudian pada gangguan pendengaran konduktif suara konduksi tulang terdengar lebih lama dari konduksi. Selanjutnya pada gangguan pendengaran sensorineural, suara konduksi udara terdengar lebih lama dari konduksi tulang namun mungkin tidak dua kali lebih lama.
Tes rinne dapat menunjukkan hasil negatif palsu jika seseorang dengan tuli sensorineural berat tidak mendengar apapun dari garpu tala di mastoid atau di dekat saluran telinga. Suara akan menyebar melalui tengkorak ke telinga di sisi lain sehingga mungkin telinga tidak dapat mengidentifikasi seperti mendengar suara pada sisi mana telinga tersebut dapat mendengar.
Car kerja tes rinne dan weber ini berbeda dan diantaranya menentukan perbedaan antara tes rinne negatif benar dan salah ialah dengan melakukan tes weber.
Tes rinne merupakan tes skrining dan tidak dapat menggantikan tes audiometri. Validitas dan ketepatan hasil tes rinne juga sering dipertanyakan. Oleh sebab itu, untuk informasi lebih lanjut dapat melakukan audiometri formal.
Selanjutnya ada tes weber yang mana untuk mengetahui pendengaran normal maka tes tersebut akan menghasilkan getaran sama pada kedua sisi telinga. Kemudian pada gangguan pendengaran konduktif akan menyebabkan getaran terasa di telinga yang tidak normal sedangkan pada gangguan pendengaran sensorineural akan menyebabkan getaran terasa pada telinga normal.
Penjelasan diatas merupakan tentang cara kerja tes rinne dan weber. Semoga dari informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bagi Anda yang ingin melakukan tes pendengaran, Anda dapat melakukannya di Brilliant hearing pusat alat bantu dengar berkualitas, bergaransi, serta harga terjangkau.
Dapatkan pelayanan untuk pendengaran Anda lainnya dari Brilliant hearing seperti konsultasi pendengaran, servis alat bantu dengar, dan lain – lain. Brilliang hearing hadir membantu untuk merajut komunikasi menghubungkan generasi.