Search
Close this search box.

Audiometri: Lebih dari Sekedar Tes Pendengaran Biasa

tes pendengaran audiometri

Taukah Anda, terdapat metode tes pendengaran cukup efektif bernama Audiometri? cara ini cukup efektif untuk mengukur pendengaran seseorang. Mari kita bahas lebih lanjut topik mengenai tes pendengaran audiometri mulai dari pengertian, konsep utama, fungsi dan juga cara kerjanya dirangkum dari laman mayfieldclinic.com.

Sebelum kita menjelajahi topik mengenai audiometri, kami ingin menawarkan produk jual alat bantu dengar untuk mereka yang mungkin menghadapi masalah dalam hal pendengaran. Produk-produk kami memiliki kualitas unggul dan dijamin memiliki fungsi terbaik. Jika Anda berminat, silakan kunjungi situs web kami di brillianthearing.id untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Apa Itu Tes Pendengaran Audiometri?

Audiometri adalah suatu metode untuk mengukur kemampuan pendengaran seseorang. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi sejauh mana seseorang dapat mendengar suara dalam berbagai frekuensi dan intensitas. Audiometri biasanya dilakukan oleh seorang profesional kesehatan yang disebut sebagai ahli audiologi atau audiometris.

Berikut adalah beberapa konsep utama yang terkait dengan audiometri:

  1. Frekuensi (Hz): Audiometri mengukur pendengaran dalam berbagai frekuensi, yang diukur dalam hertz (Hz). Rentang frekuensi yang paling umum diukur berkisar antara 250 Hz hingga 8000 Hz, karena rentang ini mencakup suara-suara sehari-hari.
  2. Intensitas (dB): Audiometri juga mengukur intensitas suara, yang diukur dalam decibel (dB). Rentang intensitas yang diukur berkisar dari 0 dB (ambang pendengaran normal) hingga sekitar 120 dB (ambang nyeri).
  3. Ambang Pendengaran: Ambang pendengaran merujuk pada tingkat intensitas terendah di mana seseorang dapat mendengar suara pada frekuensi tertentu. Ini diukur dengan memberikan rangkaian suara dengan intensitas yang berbeda pada frekuensi tertentu dan mencatat kapan seseorang mulai mendengar suara tersebut.
  4. Audiogram: Hasil dari audiometri direpresentasikan dalam bentuk grafik yang disebut audiogram. Audiogram menunjukkan ambang pendengaran seseorang pada berbagai frekuensi. Kebanyakan audiogram memiliki sumbu horizontal yang mewakili frekuensi dan sumbu vertikal yang mewakili intensitas dalam dB.
  5. Tipe dan Derajat Kehilangan Pendengaran: Audiometri dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis dan derajat kehilangan pendengaran. Ada tiga jenis utama kehilangan pendengaran: konduktif, sensorineural, dan campuran. Derajat kehilangan pendengaran diukur berdasarkan seberapa parah kondisi tersebut, seperti tuli ringan, tuli sedang, tuli berat, atau tuli sangat berat.
  6. Tes Audiometri Tonal dan Wicara: Tes audiometri tonal melibatkan penggunaan nada murni pada frekuensi tertentu, sementara tes wicara mengukur kemampuan seseorang untuk mendengar dan memahami kata-kata yang diucapkan pada intensitas normal.

Fungsi Audiometri

Audiometri memiliki beberapa fungsi penting dalam konteks kesehatan pendengaran. Fungsi utama yaitu tes kemampuan pendengaran, tetapi fungsi utama lainnya dari tes pendengaran audiometri adalah sebagai berikut.

  1. Deteksi Kehilangan Pendengaran: Audiometri digunakan untuk mendeteksi kehilangan pendengaran pada pasien. Ini melibatkan pengukuran ambang pendengaran pada berbagai frekuensi untuk menentukan sejauh mana seseorang dapat mendengar suara. Deteksi dini kehilangan pendengaran dapat memungkinkan intervensi yang lebih efektif dan perawatan yang lebih cepat.
  2. Penyaringan Pendengaran: Audiometri sering digunakan sebagai alat penyaringan untuk mendeteksi masalah pendengaran pada kelompok populasi tertentu, seperti bayi baru lahir, anak-anak sekolah, atau pekerja di lingkungan dengan paparan suara tinggi. Dengan melakukan tes audiometri secara rutin, masalah pendengaran dapat diidentifikasi lebih awal, memungkinkan tindakan pencegahan atau perawatan yang lebih baik.
  3. Diagnosis dan Klasifikasi Kehilangan Pendengaran: Audiometri membantu dalam diagnosis dan klasifikasi jenis dan derajat kehilangan pendengaran. Ini memungkinkan profesional kesehatan untuk menentukan apakah kehilangan pendengaran bersifat konduktif, sensorineural, atau campuran, serta seberapa parahnya.
  4. Perencanaan Perawatan dan Intervensi: Hasil audiometri membantu profesional kesehatan merencanakan perawatan dan intervensi yang sesuai dengan kondisi pendengaran pasien. Ini dapat mencakup pemberian perangkat bantu dengar, terapi pendengaran, atau intervensi medis lainnya.
  5. Monitor Perubahan Pendengaran: Audiometri yang diulang secara berkala dapat digunakan untuk memantau perubahan dalam pendengaran seiring waktu. Ini penting untuk mengevaluasi efektivitas perawatan atau untuk mengidentifikasi perubahan yang mungkin memerlukan penyesuaian strategi perawatan.
  6. Penelitian dan Pengembangan: Data yang dikumpulkan dari tes audiometri dapat digunakan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan kedokteran dan teknologi pendengaran. Informasi ini membantu dalam pemahaman lebih lanjut tentang masalah pendengaran dan kemungkinan pengembangan solusi baru.
  7. Edukasi Pasien: Audiometri dapat digunakan sebagai alat edukasi untuk memberikan pemahaman kepada pasien tentang kondisi pendengaran mereka, risiko yang terkait, dan opsi perawatan yang tersedia. Hal ini dapat membantu pasien dalam membuat keputusan informasi tentang perawatan dan pengelolaan pendengaran mereka.

Cara Kerja Tes Pendengaran Audiometri

Cara kerja tes pendengaran melibatkan pemahaman anatomi telinga dan berbagai jenis tes audiometri. Telinga manusia memiliki tiga bagian utama: telinga luar, tengah, dan dalam. Audiometri dapat membedakan gangguan pendengaran sensorineural atau konduktif melalui serangkaian tes.

Pada tahap awal, telinga luar mengumpulkan gelombang suara dan meneruskannya ke gendang telinga. Getaran suara terjadi di gendang telinga dan diteruskan melalui tulang kecil (maleus, inkus, dan stapes) menuju koklea di telinga dalam. Koklea berisi cairan dan sel-sel rambut mikroskopis yang bergerak saat terkena getaran suara, menghasilkan sinyal saraf yang diinterpretasikan sebagai suara oleh otak.

Tes audiometri mencakup pengukuran suara nada murni dalam desibel (dB) dan frekuensi (Hz). Rentang pendengaran normal adalah 250-8.000 Hz pada 25 dB atau kurang. Selain itu, tes pengenalan kata dan timpanometri dapat mengidentifikasi masalah seperti penumpukan cairan, perforasi gendang telinga, atau gangguan saraf.

promo coba alat bantu dengar gratis
Pendengaran anda bermasalah namun masih ragu mau pakai alat bantu dengar?
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!

Hasil tes pendengaran direpresentasikan dalam grafik audiogram, dengan tanda O merah untuk telinga kanan dan X biru untuk telinga kiri. Gangguan pendengaran diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan, dari normal hingga mendalam, dengan batasan decibel yang ditentukan.

Dengan demikian, tes pendengaran memberikan informasi penting mengenai fungsi dan kondisi telinga seseorang, memungkinkan identifikasi gangguan pendengaran serta penentuan tingkat keparahan yang diperlukan untuk penanganan yang tepat.

Parameter Hasil Audiometri

  • Normal = kurang dari 25 db HL
  • Ringan = 25-40 db HL
  • Sedang = 41-65 dB HL
  • Parah = 66-90 db HL
  • Mendalam = lebih dari 90 db HL

Itulah informasi lengkap seputar tes pendengaran audiometri. Kesimpulannya tes ini menjadi cara uji pendengaran seseorang yang menghasilkan skala tertentu dengan cara kerja yang baik.

Apabila Anda menghadapi kendala dalam hal pendengaran, kami menawarkan solusi terbaik melalui jual alat bantu dengar berkualitas tinggi. Produk-produk kami disertai dengan jaminan kualitas dan dapat diperoleh dengan harga yang sangat kompetitif. Segera kunjungi situs web Brilliant Hearing untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan lakukan investasi dalam kesehatan pendengaran Anda dengan opsi terbaik yang tersedia.

Bagikan :

Produk Kami

Artikel Lainnya

Brillianthearing.id
Share to Friend/Family:
©️ Brilliant Hearing 2024
Kami Siap Membantu!