Trend Airpod Headset Berdarah di TikTok? Stop Ikut-ikutan Sebelum Telingamu Rusak!
Pernah Lihat Video Headset Berdarah di TikTok?
Akhir-akhir ini TikTok kembali ramai dengan konten viral yang agak mengkhawatirkan. Beberapa pengguna mengunggah video berjudul “Headset Berdarah Challenge” atau “Volume Max Test” yang menunjukkan seseorang memakai headset dengan volume maksimal, lalu memperlihatkan efek ‘darah’ keluar dari telinga—baik itu efek CGI, editan, atau kadang-kadang benar-benar dibubuhi cairan merah agar tampak dramatis.
Meskipun banyak yang bilang itu cuma buat seru-seruan atau konten kreatif semata, ada juga pengguna yang benar-benar mencoba menyalakan musik dengan volume tinggi selama berjam-jam hanya untuk “membuktikan” tren ini.
Pertanyaannya: apa nggak bahaya tuh?
Apakah Tren Ini Bisa Menyebabkan Kerusakan Nyata?
Jawabannya: iya, bisa banget.
Paparan suara keras dalam waktu lama langsung berdampak ke bagian dalam telinga, terutama di koklea yang bertugas menangkap gelombang suara dan mengubahnya menjadi sinyal ke otak. Begitu sel-sel rambut halus di dalam koklea rusak, mereka tidak bisa tumbuh kembali.
Dampaknya bisa termasuk:
Telinga berdengung (tinnitus)
Penurunan pendengaran
Rasa penuh atau nyeri di telinga
Bahkan dalam kasus ekstrem, pecahnya gendang telinga
Yang bikin miris, semua ini bisa terjadi hanya karena ingin ikut-ikutan trend yang belum tentu benar dan gak ada manfaatnya.
Kenapa Anak Muda Rentan Tertipu Tren Berbahaya?
Kebanyakan tren viral di TikTok menyasar kalangan remaja dan dewasa muda. Mereka cenderung penasaran, pengen eksis, atau sekadar ingin jadi bagian dari komunitas online.
Tapi di balik itu, mereka mungkin:
Tidak tahu bahwa pendengaran bisa rusak secara permanen
Tidak menyadari efek jangka panjang dari kebiasaan kecil
Tidak merasa “langsung sakit” sehingga menganggap aman-aman saja
Padahal gangguan pendengaran itu sering kali datang perlahan, dan saat disadari, kondisinya sudah tidak bisa dikembalikan seperti semula.
Seberapa Keras Volume yang Dianggap Berbahaya?
Kita perlu tahu dulu bahwa tingkat suara diukur dalam desibel (dB). Berikut gambaran sederhananya:
Suara normal obrolan: 60 dB
Lalu lintas kota: 85 dB
Musik lewat headset di volume tinggi: bisa mencapai 100–110 dB
Konser atau klub malam: hingga 120 dB
Sekarang bayangkan kamu dengar musik di atas 100 dB lewat headset selama lebih dari 15 menit sehari. Menurut WHO, itu sudah cukup untuk menyebabkan kerusakan permanen jika dilakukan terus-menerus.
Apakah Efeknya Bisa Langsung Terasa?
Tidak selalu.
Itulah kenapa banyak orang menganggap pakai headset keras-keras itu “aman-aman saja”. Tapi beberapa tanda awal yang sering muncul antara lain:
Sulit mendengar di tempat ramai
Harus minta orang mengulang ucapan
Volume TV terasa selalu kurang
Telinga terasa ngilu atau berdenging setelah pakai headset
Kalau kamu sudah merasakan ini, itu sinyal penting bahwa telinga kamu mulai kelelahan.
Kenapa Tren TikTok Perlu Disikapi dengan Bijak?
Kreativitas di media sosial memang menarik. Tapi kita tetap perlu bijak memilih mana tren yang patut diikuti dan mana yang bisa merusak diri sendiri.
Tren seperti “Headset Berdarah” bukan hanya tidak masuk akal, tapi juga bisa:
Menyebarkan informasi palsu soal pendengaran
Mengajak pengguna melakukan hal berbahaya
Meremehkan pentingnya menjaga kesehatan telinga
Alih-alih ikut-ikutan, kenapa gak mulai edukasi orang di sekitarmu untuk lebih sayang telinga sendiri?
Apa yang Bisa Kita Lakukan untuk Mencegah Kerusakan Pendengaran?
Langkahnya sebenarnya sederhana banget. Tapi karena gak semua orang tahu, banyak yang baru menyesal setelah mengalami gangguan pendengaran.
Berikut tips yang bisa kamu lakukan:
Gunakan volume headset maksimal 60%
Istirahatkan telinga setiap 1 jam
Pakai noise cancelling agar gak perlu volume keras
Gunakan earplug saat ke konser atau tempat bising
Hindari tidur sambil memakai headset
Segera periksa ke audiolog jika ada gejala aneh di telinga
Mudah, kan?
Bagaimana Jika Sudah Terlanjur Merasakan Gejala?
Kalau kamu mulai merasa ada yang berbeda dengan pendengaranmu, misalnya:
Susah dengar suara lembut
Harus menyetel TV lebih keras dari biasanya
Telinga mendenging atau terasa ‘berat’
Jangan tunda. Segera periksa ke spesialis THT atau audiolog terdekat.
Dalam banyak kasus, gangguan pendengaran ringan bisa dibantu dengan alat bantu dengar agar kamu tetap bisa menjalani aktivitas harian dengan normal dan percaya diri.
Apakah Alat Bantu Dengar Itu Memalukan?
Ini juga salah satu stigma yang harus kita ubah. Banyak orang muda merasa malu pakai alat bantu dengar karena takut kelihatan “tua” atau “sakit”.
Padahal sekarang, alat bantu dengar sudah:
Desainnya kecil dan hampir tak terlihat
Bisa dikustom warna sesuai selera
Bisa tersambung ke HP lewat Bluetooth
Nyaman dan ringan dipakai seharian
Bahkan banyak orang justru merasa hidupnya jauh lebih berkualitas setelah memakai alat bantu dengar. Mereka bisa kembali aktif, gaul, dan gak merasa terasing saat ngobrol.
Di Mana Bisa Konsultasi Soal Kesehatan Telinga?
Kalau kamu serius ingin menjaga atau memulihkan pendengaran, jangan ragu untuk datang ke tempat profesional. Salah satunya adalah Brilliant Hearing.
Di Brilliant Hearing, kamu bisa:
Melakukan tes pendengaran secara akurat
Konsultasi dengan audiolog yang ramah
Coba berbagai model alat bantu dengar
Dapat dukungan teknis dan perawatan alat
Yang paling penting, Brilliant Hearing selalu mengutamakan kenyamanan dan edukasi pengguna, bukan sekadar jualan alat.
Media sosial memang tempat seru untuk ekspresi dan hiburan. Tapi kita juga harus cerdas memilah mana tren yang aman, dan mana yang membahayakan.
Tren seperti “headset berdarah” bisa jadi lucu di video, tapi efeknya bisa menghancurkan kemampuan mendengarmu seumur hidup. Jangan korbankan kesehatan cuma demi ikut-ikutan.
Ditulis oleh Tim Brilliant Hearing Kalau kamu merasa pendengaranmu mulai terganggu, atau sekadar ingin tahu kondisi telinga saat ini, yuk konsultasi ke Brilliant Hearing. Tim kami siap bantu kamu mendengar dunia dengan lebih baik, lebih jelas, dan lebih sehat. Karena hidup ini terlalu berharga untuk didengar setengah-setengah.