Daun telinga atau aurikula sudah terbentuk sejak manusia dilahirkan. Pembentukan aurikula dimulai pada minggu keempat hingga kelima masa kehamilan, dan akan semakin berkembang seiring bertambahnya usia kehamilan.
Namun, terkadang kelainan bisa terjadi pada pembentukan daun telinga, yang disebut dengan mikrotia.
Kelainan ini menyebabkan daun telinga tidak berkembang dengan normal, sehingga bentuknya lebih kecil dari ukuran yang seharusnya. Mikrotia dapat terjadi pada satu atau kedua daun telinga dan dapat memengaruhi fungsi pendengaran seseorang.
Apa itu Mikrotia?
Mikrotia adalah kelainan bawaan lahir yang menyebabkan bayi terlahir dengan bentuk daun telinga yang tidak normal. Sebagian besar penderita mikrotia mengalami gangguan pendengaran. Lalu, apa sebenarnya yang menyebabkan mikrotia dan apakah kondisi ini bisa diobati?
Mikrotia merupakan penyakit telinga pada bayi yang jarang terjadi. Kondisi ini umumnya memengaruhi telinga bagian luar, tepatnya bentuk daun telinga.
Bahkan, mikrotia juga bisa menyebabkan bayi terlahir tanpa daun dan liang telinga. Kelainan kongenital atau bawaan pada telinga ini bisa terjadi pada salah satu telinga atau kedua telinga.
Jenis-jenis Mikrotia
Mikrotia adalah kelainan pada pembentukan daun telinga yang mengakibatkan ukuran telinga yang lebih kecil dari ukuran normal. Ada beberapa jenis mikrotia yang dapat terjadi, yaitu:
- Mikrotia grade I: Daun telinga masih bisa dilihat secara kasat mata, tetapi ukurannya lebih kecil dari ukuran normal.
- Mikrotia grade II: Daun telinga terlihat kecil dan tidak berbentuk normal, dengan cekungan di dalam daun telinga.
- Mikrotia grade III: Daun telinga hanya terdiri dari kulit tanpa tulang rawan atau struktur tulang lainnya.
- Mikrotia grade IV: Telinga tidak terbentuk sama sekali, hanya ada sedikit jaringan kulit di tempat daun telinga seharusnya berada.
Mikrotia biasanya terjadi pada salah satu sisi telinga, tetapi dapat terjadi pada kedua sisi juga. Kelainan ini dapat memengaruhi pendengaran dan terkadang juga terkait dengan kelainan lain pada tubuh, seperti sindrom hemifasial mikrosomia atau kelainan bawaan jantung.
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!
Perawatan untuk mikrotia tergantung pada tingkat keparahan dan kemungkinan gangguan pendengaran yang terjadi. Pengobatan dapat berupa operasi rekonstruksi daun telinga atau pemasangan alat bantu dengar.
Penyebab dan Faktor Risiko Penyakit Mikrotia
Mikrotia dapat terjadi ketika ada kelainan atau mutasi genetik pada janin di dalam kandungan yang membuat bentuk telinganya bermasalah. Kelainan genetik ini bisa saja terjadi meskipun kedua orang tua bayi tidak memiliki masalah genetik.
Selain itu, mikrotia juga diduga memiliki keterkaitan dengan kelainan genetik yang memengaruhi perkembangan bentuk wajah, seperti:
- Sindrom Goldenhar, yaitu penyakit genetik yang menyebabkan bayi terlahir dengan bentuk telinga, hidung, bibir, dan rahang yang tidak sempurna
- Sindrom Treacher Collins, yaitu kondisi yang memengaruhi bentuk tulang pipi, rahang dan dagu
- Hemifacial Microsomia, yaitu kelainan yang ditandai dengan salah satu sisi bagian wajah bawah tidak normal
Meski dapat terjadi pada siapa saja, mikrotia lebih rentan dialami oleh bayi yang lahir dari ibu dengan kondisi atau kebiasaan tertentu, seperti:
- Menderita diabetes
- Menderita rubella pada trimester pertama
- Mengalami kekurangan gizi saat hamil, terutama kekurangan asam folat dan karbohidrat
- Banyak mengonsumsi minuman beralkohol saat hamil
- Menggunakan obat-obatan selama kehamilan, seperti thalidomide dan isotretinoin
Penanganan Mikrotia
1. Cangkok Daun Telinga Buatan
Prosedur pertama yang bisa dilakukan untuk mengatasi kelainan mikrotia adalah dengan menggunakan cangkok daun telinga buatan.
Dalam prosedur ini, dokter akan mengambil bagian dari tulang rusuk pasien dan membentuknya menyerupai daun telinga yang normal. Setelah itu, daun telinga buatan tersebut akan dicangkokkan pada kulit telinga yang mengalami kelainan.
Prosedur ini tidak dilakukan pada bayi atau anak-anak yang masih berusia di bawah 6 tahun karena bentuk telinga mereka masih dalam tahap perkembangan. Cangkok daun telinga buatan biasanya baru dilakukan ketika anak sudah mencapai usia yang lebih dewasa.
Dengan menggunakan cangkok daun telinga buatan, diharapkan dapat membantu mengatasi kelainan bentuk telinga pada penderita mikrotia. Namun, perlu diingat bahwa prosedur ini tidak akan memperbaiki gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kelainan mikrotia tersebut.
2. Pemasangan Telinga Prostetik
Prosedur pemasangan telinga prostetik atau telinga palsu hampir sama dengan cangkok daun telinga buatan. Namun, pada prosedur ini, telinga yang digunakan adalah bahan prostetik atau buatan, bukan dari tulang rusuk pasien.
Telinga palsu ini kemudian ditempelkan dengan perekat medis atau sekrup khusus ke kulit telinga yang mengalami kelainan.
Prosedur pemasangan telinga palsu biasanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat menjalani prosedur cangkok daun telinga buatan atau jika prosedur cangkok tidak berhasil dilakukan.
Pemasangan telinga palsu juga dapat menjadi pilihan yang cocok untuk pasien dengan kelainan mikrotia yang lebih ringan dan tidak membutuhkan perbaikan yang kompleks.
3. Implan Alat Bantu Telinga
Sebelum melakukan pemasangan alat bantu dengar, dokter akan melakukan tes pendengaran untuk menentukan tingkat keparahan gangguan pendengaran.
Jika hasil tes menunjukkan bahwa pasien mengalami gangguan pendengaran yang cukup berat, dokter mungkin akan merekomendasikan pemasangan implan alat bantu dengar untuk memperbaiki fungsi pendengaran.
Meskipun anak yang terlahir dengan mikrotia mungkin mengalami keterbatasan fisik dalam bentuk bentuk telinga yang kurang sempurna, namun mereka masih bisa menjalani kehidupan secara normal. Bahkan, sebagian dari mereka dapat tumbuh sehat dan berkembang secara optimal seperti anak-anak lainnya.
Namun, jika penanganan terlambat dilakukan, anak-anak tersebut bisa mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki risiko lebih besar untuk mengalami gangguan tumbuh kembang.
Oleh karena itu, sangat penting bagi bayi atau anak-anak yang menderita mikrotia untuk segera diperiksa oleh dokter spesialis THT. Semakin cepat kondisi ini dideteksi dan ditangani, semakin besar peluang bagi anak untuk mendengar dengan baik dan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang normal.