Search
Close this search box.

Membaca Audiogram: Membaca Hasil Tes Pendengaran Anda

membaca audiogram

Tes pendengaran menggunakan audiogram. Berikut cara membaca Audiogram untuk mengetahui hasil tes pendengaran pada telinga.

Mengalami gangguan pendengaran, seseorang dapat melakukan konsultasi dengan dokter THT. Dokter THT akan meyarankan untuk tes pendengaran ke audiolog. Tes pendengaran ini disebut dengan tes audiometri.

Tes Audiometri merupakan suatu prosedur yang bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan pendengaran seseorang dengan cara mendengarkan suara, nada, atau frekuensi tertentu. Pemeriksaan ini penting dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi gangguan pendengaran setelah seseorang menjalani operasi pada tumor yang ada di telinga atau sekitarnya.

Selain itu, audiometri juga berguna untuk menentukan apakah seseorang membutuhkan alat bantu dengar atau prosedur operasi untuk meningkatkan kemampuan pendengarannya.

Pentingnya Pemeriksaan Audiometri Dilakukan

membaca audiogram

Pemeriksaan tes audiometri sangat penting dilakukan apabila seseorang mengalami penurunan kualitas pendengaran, mengalami telinga berdengung, telinga terasa penuh, telinga mengeluarkan cairan, mengalami gangguan keseimbangan, serta mengalami trauma pada telinga.

Seseorang mengalami gangguan pendengaran berupa tuli mendengar dapat dikategorikan dengan derajat tolok ukur seperti tuli ringan antara 26 hingga 40 dB, tuli sedang antara 41 hingga 60 dB, tuli berat antara 61 hingga 90 dB, dan tuli sangat berat lebih dari 90 dB.

Pemeriksaan gangguan pendengaran atau tes audiometri menggunakan alat yang bernama audiometer. Hasil pemeriksaan ini kemudian diinterpretasikan dalam audiogram. Audiogram merupakan grafik ambang pendengaran untuk masing-masing telinga pada suatu rentang frekuensi yang dihasilkan oleh audiometer.

promo coba alat bantu dengar gratis
Pendengaran anda bermasalah namun masih ragu mau pakai alat bantu dengar?
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!

Penjelasan Audiogram

Audiogram adalah grafik atau diagram yang digunakan untuk merekam hasil pemeriksaan audiometri. Grafik ini menunjukkan tingkat sensitivitas pendengaran seseorang terhadap berbagai frekuensi suara, biasanya dari rentang frekuensi rendah hingga tinggi.

Data dalam audiogram direpresentasikan dalam bentuk grafik garis yang menunjukkan ambang pendengaran seseorang dalam desibel (dB) terhadap frekuensi tertentu. Informasi dari audiogram ini membantu dalam diagnosis gangguan pendengaran dan perencanaan pengobatan atau intervensi yang sesuai.

Membaca audiogram ini dapat dilihat melalui derajat audiogram yakni jika alat menunjukkan 0 hingga 25 dB maka pendengaran dapat dikatakan normal. Kemudian apabila lebih dari 24 hingga 40 dB maka pendengaran seseorang mengalami tuli ringan.

Untuk seseorang yang hasil audiogram yang menunjukkan lebih dari 40 hingga 55 dB maka mengalami tuli sedang. Lebih dari 55 hingga 70 dB maka penderita mengalami tuli sedang berat.

Selanjutnya pada derajat audiogram antara lebih dari 70 hingga 90 dB mengalami tuli berat dan lebih dari 90 dB mengalami tuli sangat berat.

Setelah membaca audiogram, maka hasil tes dapat diinterpretasi dengan menjumlah hasil skor tes kemudian membagi dengan jumlah kali tes pada jenis yang sama. Hasil rata-rata tersebutlah yang menjadi tingkat pendengaran atau kehilangan desibel seseorang.

Membaca Audiogram hasil dari Tes Gangguan Pendengaran

Audiogram merupakan gambaran visual dari hasil uji pendengaran melalui audiometri yang dilakukan oleh seorang ahli audiologi atau tenaga kesehatan lainnya. Tes ini bertujuan untuk mengukur potensi gangguan pendengaran seseorang.

Pada tes audiometri, digunakan perangkat bernama audiometer yang terhubung dengan headphone, speaker, atau perangkat konduksi tulang. Audiometer menghasilkan suara untuk mengukur intensitas dan frekuensi suara.

Tes pendengaran audiometri dapat dilakukan di ruang yang tenang di ruangan dokter. Selama tes, penderita gangguan pendengaran diminta untuk mengangkat tangan atau menekan tombol ketika mendengar suara. Hasil suara yang didengar penderita gangguan pendengaran yang melakukan tes audiometri akan dicatat oleh penyelenggara tes pada audiogram.

Hasil suara dari tes audiometri, dapat dibaca. Berikut cara membaca audiogram sebagai hasil dari tes gangguan pendengaran.

membaca audiogram

Sumber Gambar: healthline.com

Sumbu Y (vertikal) mengindikasikan tingkat intensitas, atau kenyaringan suara, yang diukur dalam desibel (dB) dan berkisar antara -10 hingga 110 pada audiogram. Suara dengan intensitas rendah seperti bisikan terletak di sebelah kiri, sementara suara dengan intensitas tinggi seperti jackhammer terletak di sebelah kanan.

Sumbu X (horizontal) mengindikasikan frekuensi, atau nada suara, yang diukur dalam hertz (Hz) dan berkisar antara 125 hingga 8.000. Suara dengan frekuensi rendah seperti suara katak atau guntur terletak di sisi kiri, sementara suara dengan frekuensi tinggi seperti suara jangkrik atau siulan terletak di sisi kanan.

Kegunaan Membaca Audiogram

Membaca audiogram pada tes audiometri sangat penting. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan jenis gangguan pendengaran. Beberapa jenis gangguan pendengaran yang dapat diketahui dari hasil tes pendengaran dengan membaca audiogram.

Gangguan Pendengaran Sensorineural

Hasil tes pendengaran dapat untuk mengetahui gangguan pendengaran sensorineural. Gangguan pendengaran sensorineural terjadi pada telinga bagian dalam. Gangguan ini terjadi ketika terjadi kerusakan pada saraf pendengaran atau bagian dalam telinga dalam, seperti koklea.

Mengalami gangguan pendengaran sensorineural dapat disebabkan oleh faktor genetik, trauma, infeksi, paparan bising yang berlebihan, atau penuaan. Gangguan ini umumnya tidak dapat disembuhkan, tetapi terapi pendengaran dan alat bantu dengar bisa membantu memperbaiki kondisi pendengaran.

Gangguan Pendengaran Konduktif

Hasil tes pendengaran dapat untuk mengetahui gangguan pendengaran konduktif. Gangguan pendengaran konduktif merupakan gangguan pendengaran pada telinga bagian luar atau telinga bagian tengah.

Mengalami gangguan pendengaran konduktif ini dapat disebabkan oleh hambatan pada transmisi suara dari telinga luar ke telinga dalam, misalnya karena sumbatan telinga, infeksi telinga tengah, atau kelainan pada tulang-tulang pendengaran. Gangguan ini sering kali dapat diperbaiki melalui tindakan medis atau pembedahan.

Gangguan Pendengaran Campuran

Mengalami gangguan pendengaran campuran ini dapat diketahui dengan hasil tes pendengaran audiogram. Kondisi gangguan pendengaran campuran terjadi jika mengalami gangguan pendengaran konduktif dan gangguan pendengaran sensorineural secara bersamaan.

Kondisi gangguan pendengaran campuran adalah kombinasi antara gangguan sensorineural dan konduktif, yang artinya terjadi kerusakan baik pada bagian dalam maupun bagian luar telinga. Penanganannya akan bergantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguan pendengaran yang dialami.

Faktor Penyebab Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran dapat diketahui dengan hasil membaca audiogram. Mengalami gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor penyebab. Berikut ini beberapa faktor penyebab gangguan pendengaran.

1. Kebisingan

Faktor penyebab gangguan pendengaran yang pertama adalah kebisingan. Paparan berlebihan terhadap suara keras atau bising ini tentunya dapat merusak sel-sel rambut di koklea.

Koklea merupakan bagian pendengaran dalam telinga. Apabila mengalami gangguan pendengaran akibat kebisingan dapat menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural.

2. Cedera Kepala atau Telinga

Mengalami gangguan pendengaran dapat terjadi akibat cedera pada kepala atau telinga dapat menyebabkan kerusakan pada saraf pendengaran atau struktur pendengaran lainnya, yang bisa mengakibatkan gangguan pendengaran.

3. Infeksi

Gangguan pendengaran dapat terjadi akibat infeksi telinga. Infeksi telinga, seperti otitis media (infeksi telinga tengah) atau otitis eksterna (infeksi telinga luar), dapat menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan yang mengganggu fungsi pendengaran.

4. Penyumbatan Lilin

Gangguan pendengaran dapat terjadi akibat penyumbatan lilin. Penumpukan lilin di telinga dapat menghalangi suara masuk ke telinga, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara atau konduktif.

5. Abnormalitas Tulang-tulang Pendengaran

Gangguan pendengaran dapat terjadi akibat ketidaknormalan pertumbulan tulang pendengaran. Kondisi seperti otosklerosis (penyempitan tulang-tulang pendengaran) atau dislokasi tulang-tulang pendengaran dapat mengganggu proses suara masuk ke koklea.

6. Kondisi Kesehatan

Beberapa kondisi kesehatan dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Kondisi tersebut seperti  seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit jantung dapat berkontribusi pada gangguan pendengaran karena dampaknya pada sirkulasi darah atau sistem saraf.

7. Penuaan

Proses penuaan alami dapat menyebabkan penurunan pendengaran karena kerusakan bertahap pada sel-sel rambut di koklea atau penurunan elastisitas jaringan dalam telinga.

8. Cairan Telinga Tengah

Penumpukan cairan pada telinga tengah, yang sering terjadi akibat infeksi atau disfungsi tuba Eustachius, dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara atau konduktif.

9. Penyakit Autoimun

Gangguan pendengaran dapat terjadi akibat penyakit autoimun seperti sarkoidosis atau lupus dapat menyebabkan peradangan dan kerusakan pada struktur pendengaran, yang dapat mengganggu kemampuan pendengaran.

Simbol Pada Audiogram dan Cara Membaca Hasilnya

membaca audiogram

sumber: Healtline.com

 O atau segitiga (mungkin berwarna merah) menunjukkan hasil pengukuran pendengaran pada telinga kanan menggunakan headphone (konduksi udara).

X atau kotak (mungkin berwarna biru) menunjukkan hasil pengukuran pendengaran pada telinga kiri menggunakan headphone (konduksi udara).

S mengindikasikan bahwa informasi tersebut tidak spesifik untuk salah satu telinga.

< atau [ adalah hasil pengukuran pendengaran pada telinga kanan menggunakan konduksi tulang.

– > atau ] adalah hasil pengukuran pendengaran pada telinga kiri menggunakan konduksi tulang.

Untuk mengetahui seseorang mengalami gangguan pendengaran dengan membaca audiogram dapat diketahui apabila:

1. Garis yang tegak lurus yang menghubungkan ambang batas pendengaran berada di puncak grafik menandakan pendengaran yang normal.

2. Garis yang bergerak naik dan turun sepanjang grafik menandakan gangguan pendengaran pada frekuensi tertentu.

3. Garis yang cenderung menurun ke arah frekuensi yang lebih tinggi sering terkait dengan gangguan pendengaran yang terkait dengan penuaan.

4. Garis yang berada di posisi lebih rendah pada grafik menunjukkan tingkat gangguan pendengaran yang lebih serius.

Selain itu, saat proses tes audiometri terdapat aspek-aspek penting dalam pendengaran seperti pengenalan suara, diskriminasi ucapan, timpanometri, refleks akustik, persentase pengenalan kata, dan ambang pendengaran.

Kapan melakukan tes Audiogram?

membaca audiogram

Seseorang dapat melakukan tes audiometri untuk mengetahui apakah mengalami gangguan pendengaran saat mengalami perubahan pendengaran. Bagi seseorang yang mengalami perubahan pendengaran dapat melakukan pemeriksaan ke dokter THT.

Dokter THT akan menyarankan melakukan tes audiometri kemudian dapat diketahui dari hasil audiogram apakah mengalami gangguan pendengaran.

Tes Audiometri bisa dilakukan pada semua rentang usia, tetapi hasil dan prosedur tes akan sedikit berbeda antara orang dewasa dan anak-anak.

Pemeriksaan pendengaran pada bayi biasanya dilakukan segera setelah lahir. Anak-anak mungkin perlu menjalani tes pendengaran jika mengalami keterlambatan dalam berbicara atau dalam perkembangan lainnya.

Pada orang dewasa di atas usia 50 tahun, gangguan pendengaran mungkin terjadi akibat penuaan. Beberapa perkiraan menyebutkan bahwa sekitar 25% orang dewasa di atas usia 50 tahun dan 50% di atas usia 80 tahun mengalami gangguan pendengaran.

Nah itu, tadi informasi mengenai membaca audiogram dan mengetahui hasil tes pendengaran audiometri bagi penderita gangguan pendengaran.

Organ pendengaran merupakan organ yang vital dan wajib untuk terus dijaga kesehatannya. Untuk menjaga kesehatan pendengaran ini, Anda dapat melakukan konsultasi rutin terkait pendengaran Anda ke dokter THT.

Apabila mengalami gangguan pendengaran, hal ini tentunya akan mengurangi produktivitas sehari-hari. Jika mengalami gangguan pendengaran, Anda dapat menggunakan alat bantu dengar untuk membantu pendengaran agar lebih baik.

Membutuhkan alat bantu dengar? Brilliant hearing adalah solusinya sebagai penyedia jual alat bantu dengar.

Sebagai pusat alat bantu dengar, Brilliant Hearing akan membantu Anda untuk mendapatkan alat bantu dengar sesuai dengan kebutuhan Anda. Yuk segera konsultasikan terkait kesehatan pendengaran Anda.

Bagikan :

Produk Kami

Artikel Lainnya

Brillianthearing.id
Share to Friend/Family:
©️ Brilliant Hearing 2024
Kami Siap Membantu!