Search
Close this search box.

Mastoiditis, Infeksi pada Tonjolan Tulang di Belakang Telinga

Mastoiditis, Infeksi pada Tonjolan Tulang di Belakang Telinga

Mastoiditis adalah kondisi medis yang terjadi ketika terjadi infeksi pada tonjolan tulang di belakang telinga yang disebut mastoid.

Kondisi ini seringkali terjadi sebagai komplikasi dari infeksi telinga tengah yang tidak diobati dengan baik. Meskipun jarang terjadi, mastoiditis dapat menjadi masalah yang serius dan memerlukan perawatan medis segera.

Dalam artikel ini, Brilliant Hearing membahas lebih lanjut mengenai penyebab, gejala, diagnosis, dan pengobatan mastoiditis.

Apa itu Infeksi Mastoiditis?

Infeksi mastoiditis terjadi pada tonjolan tulang di belakang telinga yang disebut tulang mastoid. Tulang ini memiliki rongga udara yang berfungsi melindungi struktur di dalam telinga dan mengatur tekanan udara.

Mastoiditis dapat menghancurkan tulang dan menyebabkan gangguan pendengaran. Kondisi ini perlu segera ditangani untuk mencegah terjadinya komplikasi serius seperti penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain.

Mastoiditis terbagi menjadi 2 jenis, yaitu akut dan kronis. Mastoiditis akut terjadi secara tiba-tiba dan berkembang dengan cepat, sementara mastoiditis kronis terjadi dalam waktu yang lama dan berkembang secara perlahan.  Kondisi ini dapat menyebabkan gejala yang mengganggu terutama pada anak-anak. 

Penyebab Mastoiditis

Benjolan di belakang telinga sering kali disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus. Contoh infeksi yang bisa memicu munculnya benjolan tersebut adalah radang tenggorokan, mononukleosis, cacar, campak, dan bahkan HIV/AIDS.

Selain infeksi, ada beberapa penyakit lain yang dapat menyebabkan benjolan di belakang telinga, di antaranya:

promo coba alat bantu dengar gratis
Pendengaran anda bermasalah namun masih ragu mau pakai alat bantu dengar?
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!

1. Otitis Media dan Interna

Infeksi pada rongga telinga bagian tengah yang dikenal sebagai otitis media sering kali menyebabkan penumpukan cairan, pembengkakan dan rasa sakit di telinga bagian belakang.

Jika tidak diobati, otitis media yang sering kambuh dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kehilangan pendengaran, kerusakan gendang telinga, dan bahkan meningitis.

Selain itu, bisa juga menyebabkan pertumbuhan tumor kolesteatoma di dalam telinga. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengunjungi dokter THT jika Anda mengalami gejala yang mengarah ke otitis media.

Dokter biasanya meresepkan antibiotik dan obat tetes telinga untuk mengobati infeksi bakteri pada telinga.

2. Mastoiditis

Mastoiditis adalah kondisi peradangan pada tulang mastoid yang terletak di belakang telinga dan berperan penting dalam proses pendengaran. Salah satu gejala mastoiditis yang umum terjadi adalah adanya benjolan di belakang telinga yang disertai rasa sakit kepala serta keluarnya nanah atau cairan dari telinga.

Mastoiditis biasanya disebabkan oleh otitis media yang tidak segera diobati, sehingga bakteri dari rongga telinga bagian tengah menyebar ke tulang mastoid. Pengobatan mastoiditis bisa dilakukan dengan antibiotik, obat tetes telinga, atau dengan membersihkan telinga ke dokter.

Namun, jika pengobatan tersebut tidak berhasil, mungkin perlu dilakukan operasi untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih serius.

3. Abses

Ketika tubuh berusaha melawan kuman yang menyebabkan infeksi, abses atau benjolan berisi nanah dapat terbentuk. Selama proses ini, tubuh akan mengirimkan sel darah putih untuk melawan bakteri yang menginfeksi area tubuh tertentu, seperti di belakang telinga.

Ketika bakteri dan sel darah putih mati menumpuk, mereka membentuk nanah dan membentuk benjolan di belakang telinga.

Abses yang kecil mungkin bisa hilang dengan sendirinya tanpa perlu diobati. Namun, jika absesnya lebih besar, perlu diobati dengan antibiotik dan nanahnya harus dikeluarkan oleh dokter.

4. Limfadenopati

Kelenjar getah bening terletak di berbagai bagian tubuh termasuk belakang telinga. Saat terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, kondisi ini disebut sebagai limfadenopati. Pembengkakan ini dapat terjadi karena infeksi, peradangan, atau bahkan kanker.

Meskipun terkadang limfadenopati dapat pulih dengan sendirinya tanpa pengobatan, namun benjolan yang timbul di belakang telinga perlu diperiksa oleh dokter. Pengobatan yang diberikan untuk mengatasi limfadenopati tergantung pada penyebabnya.

5. Kanker

Salah satu penyebab munculnya benjolan di belakang telinga yang patut diwaspadai adalah kanker nasofaring. Selain benjolan di belakang telinga, kanker ini juga bisa menimbulkan benjolan di leher atau tenggorokan.

Kanker ini sering kali tidak bergejala pada tahap awalnya. Namun, seiring berkembangnya penyakit, dapat muncul benjolan di belakang telinga yang diiringi gejala lain, seperti:

  • Sulit menelan
  • Nyeri telinga
  • Pilek yang tidak kunjung sembuh
  • Sering mimisan
  • Gangguan pendengaran
  • Bercak atau sariawan di mulut yang tidak kunjung menghilang
  • Suara menjadi serak
  • Nyeri pada leher atau rahang
  • Penurunan berat badan

Faktor Risiko Mastoiditis

Seperti yang telah dijelaskan di awal, mastoiditis lebih sering terjadi pada anak-anak, tapi orang dewasa juga bisa mengalaminya. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena mastoiditis :

1.      Berusia 6 bulan sampai 2 tahun.

2.      Sering terpapar asap rokok atau udara kotor.

3.      Memiliki kebiasaan minum susu dari botol sambil berbaring.

4.      Sering berada di tempat penitipan anak, sehingga rentan tertular infeksi.

5.      Menderita bibir sumbing, karena kondisi ini membuat seseorang lebih rentan mengalami infeksi telinga tengah.

Diagnosis Mastoiditis

Ketika Anda mengeluhkan masalah dengan telinga Anda pada dokter umum, mereka akan memeriksa telinga Anda menggunakan otoskop, sebuah perangkat dengan pembesar kaca dan cahaya.

Jika dokter umum mencurigai adanya mastoiditis sebagai komplikasi dari infeksi telinga tengah, mereka akan merujuk Anda ke spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT) untuk tes dan pemeriksaan lebih lanjut.

Tes ini bisa termasuk tes darah dan kultur telinga, di mana cairan dari telinga dites untuk bakteri penyebab infeksi. Beberapa orang mungkin perlu menjalani CT scan, yang menggunakan sinar-X dan komputer untuk membuat gambar rinci bagian dalam tengkorak.

Bagikan :

Produk Kami

Artikel Lainnya

Brillianthearing.id
Share to Friend/Family:
©️ Brilliant Hearing 2024
Kami Siap Membantu!