Ketahui Kebiasaan Buruk Membahayakan Telinga Serta Menurunkan Kualitas Pendengaran

kebiasaan buruk membahayakan telinga

Telinga merupakan salah satu organ sensorik terpenting yang membantu kita menangkap suara, menjaga keseimbangan, serta berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Sebelum mengulas secara lengkap mengenai kebiasaan buruk membahayakan telinga, kami sebagai pusat alat bantu dengar ingin menyampaikan tawaran spesial kepada Anda yang sedang menghadapi masalah pendengaran. Sebagai penyedia perangkat bantu pendengaran, kami menyajikan produk berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Untuk detail lebih lanjut, silakan kunjungi situs kami di brillianthearing.id.

Banyak orang tidak menyadari bahwa kebiasaan sehari-hari yang mereka lakukan justru dapat membahayakan kesehatan telinga. Mulai dari kebiasaan membersihkan telinga dengan cara yang salah hingga penggunaan earphone yang tidak terkendali, semua itu bisa berujung pada penurunan kualitas pendengaran.

Padahal, gangguan pendengaran bukan hanya dialami orang tua. Banyak kasus menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan usia produktif pun rentan mengalami masalah telinga akibat pola hidup dan kebiasaan yang keliru. Oleh sebab itu, penting bagi setiap orang untuk memahami tindakan apa saja yang seharusnya dihindari agar kesehatan telinga tetap terjaga.

Artikel ini merangkum berbagai kebiasaan berbahaya yang sering dianggap sepele tetapi bisa menimbulkan dampak serius bagi telinga. Dengan mengenal penyebab dan risikonya, Anda dapat mengambil langkah preventif untuk menjaga pendengaran tetap optimal sepanjang usia.

Baca Juga: Telinga Kemasukan Hewan? Tenang, Begini Cara Mengatasinya!

1. Membersihkan Telinga dengan Cotton Bud

Membersihkan telinga menggunakan cotton bud memang terasa menyenangkan, bahkan menjadi kebiasaan banyak orang. Namun, aktivitas ini sebenarnya berisiko besar terhadap kesehatan telinga. Cotton bud dapat menyebabkan luka kecil pada dinding saluran telinga karena gesekan kapas yang keras atau tekanan yang tidak disengaja. Luka ini kemudian bisa menimbulkan infeksi yang menyakitkan.

Selain itu, cotton bud justru mendorong kotoran telinga (earwax) masuk lebih dalam, bukan mengeluarkannya. Kotoran yang terdorong ke dalam dapat menumpuk dan menyumbat saluran telinga, menyebabkan gangguan pendengaran sementara, rasa penuh di telinga, hingga nyeri. Telinga sebenarnya memiliki mekanisme alami untuk membersihkan dirinya, sehingga tidak perlu dibersihkan dengan benda tersebut.

2. Membersihkan Telinga Menggunakan Ear Candle

Ear candle menjadi salah satu metode alternatif yang cukup populer karena diyakini mampu mengeluarkan kotoran telinga melalui panas dari lilin khusus. Namun, penelitian tidak menemukan bukti ilmiah bahwa ear candle benar-benar bekerja membersihkan telinga. Justru sebaliknya, teknik ini menimbulkan berbagai risiko berbahaya.

Ketika ear candle dinyalakan, panas yang dihasilkan dapat membakar kulit area telinga atau melukai bagian dalam telinga. Tetesan lilin panas bahkan bisa masuk ke dalam saluran telinga, menimbulkan cedera dan meningkatkan risiko infeksi. Mengingat banyaknya risiko dan minimnya manfaat, ear candle sebaiknya dihindari sepenuhnya.

3. Mendengarkan Musik Menggunakan Earphone dengan Volume Tinggi

Siapa yang tidak suka mendengarkan musik melalui earphone? Meski menyenangkan, kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi pendengaran jika dilakukan dengan volume yang berlebihan atau dalam durasi yang terlalu lama. Data dari National Institute on Deafness menunjukkan bahwa sekitar 15% penduduk Amerika Serikat usia 20–69 tahun mengalami gangguan pendengaran akibat paparan suara keras.

Bunyi dengan volume tinggi membuat sel rambut halus di dalam koklea (rumah siput) rusak. Kerusakan ini bersifat permanen dan tidak dapat diperbaiki. Oleh karena itu, aturan aman penggunaan earphone adalah mengikuti metode 60/60, yaitu volume maksimal 60% dari kapasitas perangkat, selama maksimal 60 menit dalam satu sesi. Setelah itu, beri telinga waktu istirahat.

4. Mengorek Telinga dengan Jari

Telinga terasa gatal lalu langsung dikorek menggunakan jari? Banyak orang melakukannya tanpa berpikir panjang. Padahal, jari tangan membawa bakteri mikroskopis yang dapat masuk ke telinga melalui kuku. Jika bakteri tersebut masuk ke saluran telinga, risiko infeksi telinga luar (otitis eksterna) semakin meningkat.

Menurut Comer, risiko ini menjadi lebih besar pada penderita diabetes karena mereka lebih rentan terhadap infeksi. Selain itu, mengorek telinga dengan jari dapat melukai permukaan kulit telinga yang sensitif, menimbulkan iritasi, dan memperburuk rasa gatal.

5. Menindik Telinga Sendiri atau oleh Orang yang Bukan Profesional

Menindik telinga tampak sederhana, tetapi apabila dilakukan sembarangan bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Banyak orang mencoba menindik telinganya sendiri atau meminta teman yang tidak berpengalaman untuk membantu. Cara ini sangat berbahaya karena alat yang digunakan mungkin tidak steril.

Tusukan yang tidak tepat dapat menyebabkan infeksi, pembengkakan, atau tindik yang tidak berada pada posisi semestinya. Bahkan, infeksi yang tidak ditangani dengan baik bisa menyebar. Oleh karena itu, tindik telinga harus dilakukan oleh tenaga profesional dengan alat steril dan mengikuti prosedur keamanan.

6. Mengabaikan Sakit Telinga dan Tidak Segera Ke Dokter

Banyak orang menunda memeriksakan diri ketika mengalami nyeri atau dengingan pada telinga karena menganggap keluhan tersebut dapat sembuh dengan sendirinya. Padahal, sakit telinga tidak selalu disebabkan oleh masalah di telinga saja. Menurut Rosenfeld, saraf pada rahang, gigi, dan tenggorokan terhubung dengan telinga. Masalah pada salah satu bagian tersebut, termasuk kanker tenggorokan, dapat memicu sakit telinga.

Jika rasa sakit terjadi terus-menerus dan berlangsung lebih dari dua hari, sebaiknya segera menemui dokter THT. Penanganan dini mencegah kondisi berkembang menjadi lebih parah.

7. Menempel, Memasukkan, atau Menjepit Telinga dengan Benda Asing

Beberapa orang menggunakan jepit rambut, penjepit jemuran, peniti, atau bahkan bulu ayam untuk menggaruk atau mengorek telinga. Tindakan ini sangat berbahaya karena benda-benda tersebut dapat menyebabkan luka sayatan di liang telinga. Luka kecil tetap memiliki potensi menjadi pintu masuk bakteri yang menyebabkan infeksi telinga luar.

Selain itu, benda asing yang keras dapat merusak gendang telinga jika masuk terlalu dalam atau jika digunakan dengan tekanan berlebih. Dampaknya bisa berupa rasa sakit yang intens, gangguan pendengaran, bahkan kebocoran gendang telinga.

Kesimpulan

Kesehatan telinga bukanlah sesuatu yang bisa disepelekan. Banyak kebiasaan sehari-hari yang tampak aman ternyata memberikan risiko besar terhadap pendengaran. Membersihkan telinga dengan cotton bud, ear candle, mengorek dengan jari, mendengarkan musik terlalu keras, atau menunda pemeriksaan ke dokter dapat menyebabkan kerusakan permanen pada telinga.

Untuk menjaga kualitas pendengaran tetap optimal, pastikan Anda menghindari berbagai kebiasaan buruk tersebut. Jika mengalami gangguan seperti nyeri telinga, dengingan, atau penurunan pendengaran, segera konsultasikan dengan dokter spesialis THT. Tindakan cepat dan tepat dapat mencegah kondisi semakin parah serta menjaga kesehatan telinga jangka panjang.

Jika Anda menghadapi kesulitan pendengaran, kami sebagai pusat alat bantu dengar  telah siap memberikan solusi yang optimal untuk Anda. Di Brilliant Hearing, kami menawarkan beragam perangkat pendengaran berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau, seperti Signia Intuis, Audio Service, dan masih banyak lagi. Langkah pertama dalam menjaga kesehatan pendengaran Anda adalah mengunjungi situs web kami dan memilih dari berbagai pilihan terbaik yang kami sediakan.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Obat Telinga Tersumbat Kotoran, Lengkap Aturan Pakai!

Bagikan :

Pusat Alat Bantu Dengar

alat bantu dengar basic

Basic

Mulai dari 1 Jutaan

Improve

Mulai dari 4 Jutaan

Active

Mulai dari 5 Jutaan

alat bantu dengar advance

Advance

Mulai dari 15 Jutaan

Signature

Mulai dari 22 Jutaan

Aksesoris

Lengkap Tersedia Disini

Artikel Lainnya