Search
Close this search box.

Gangguan Pendengaran pada Anak-Anak yang Lahir dengan Berat Badan Rendah

Gangguan Pendengaran pada Anak-Anak yang Lahir dengan Berat Badan Rendah

Gangguan pendengaran pada anak-anak yang lahir dengan berat badan rendah atau sering disebut bayi prematur merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian.

Bayi prematur memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan pendengaran dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan berat badan normal.

Gangguan pendengaran pada anak-anak dapat menghambat perkembangan bahasa dan kognitif, sehingga perlu diidentifikasi dan ditangani sedini mungkin.

Pada artikel ini, Brilliant Hearing akan membahas lebih dalam tentang gangguan pendengaran pada anak-anak yang lahir dengan berat badan rendah dan cara mengidentifikasinya.

Berat Badan Rendah pada Bayi dan Dampaknya pada Kesehatan

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah (BBLR) adalah bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2,5 kilogram pada saat kelahiran.

Hal ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti kurangnya asupan nutrisi yang cukup selama kehamilan atau masalah kesehatan ibu yang dapat mempengaruhi perkembangan janin.

BBLR seringkali menjadi masalah kesehatan yang serius dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan bayi, termasuk pada sistem pendengaran.

Bayi yang lahir dengan BBLR memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan pendengaran dan perlu mendapat perhatian khusus untuk mencegah dan mengatasi masalah ini.

promo coba alat bantu dengar gratis
Pendengaran anda bermasalah namun masih ragu mau pakai alat bantu dengar?
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!

Penyebab Gangguan Pendengaran pada Anak-Anak yang Lahir dengan Berat Badan Rendah

Berikut ini beberapa penyebab gangguan pendengaran pada anak-anak yang lahir dengan berat badan rendah:

1. Hipoksia

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah umumnya memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami hipoksia atau kekurangan oksigen dalam tubuh.

Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel saraf pendengaran, yang akhirnya dapat mengganggu kemampuan pendengaran bayi tersebut.

2. Infeksi

Anak-anak yang lahir dengan berat badan rendah lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi telinga tengah atau otitis media, misalnya, dapat menyebabkan kerusakan pada gendang telinga dan menyebabkan gangguan pendengaran.

3. Preeklampsia

Preeklampsia adalah kondisi hipertensi pada ibu selama kehamilan yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi, termasuk kelahiran prematur dan berat badan bayi yang rendah. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita preeklampsia juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran.

4. Pemberian obat-obatan tertentu

Beberapa obat yang diberikan pada ibu selama kehamilan atau bayi setelah lahir dapat menyebabkan gangguan pendengaran.

Misalnya, aminoglikosida, jenis antibiotik tertentu yang sering digunakan untuk mengobati infeksi, dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel rambut di dalam telinga dan mengganggu kemampuan pendengaran.

5. Kelahiran prematur

Anak-anak yang lahir prematur memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran karena organ pendengaran mereka belum sepenuhnya berkembang.

Selain itu, bayi prematur juga lebih rentan terhadap infeksi dan komplikasi lain yang dapat menyebabkan kerusakan pada pendengaran.

6. Kelainan bawaan

Beberapa anak yang lahir dengan berat badan rendah mungkin juga memiliki kelainan bawaan yang menyebabkan gangguan pendengaran, seperti kelainan pada telinga bagian dalam atau syaraf pendengaran.

Gejala Gangguan Pendengaran pada Bayi dan Anak-anak

Bayi dan anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran karena lahir dengan berat badan rendah mungkin tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Namun, seiring bertambahnya usia, gejala-gejala tersebut dapat menjadi lebih jelas. Beberapa gejala yang mungkin terjadi pada anak-anak yang mengalami gangguan pendengaran meliputi:

  1. Tidak merespons suara atau suara-suara yang lembut.
  2. Tidak merespons saat dipanggil atau saat seseorang berbicara pada mereka.
  3. Kesulitan berbicara atau kemampuan bicara yang terlambat.
  4. Kesulitan berkomunikasi dengan orang lain.
  5. Mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa dan keterlambatan perkembangan bahasa.
  6. Menunjukkan tanda-tanda keterlambatan mental atau masalah belajar.

Jika bayi atau anak-anak menunjukkan gejala seperti di atas, segera konsultasikan dengan dokter atau ahli pendengaran untuk melakukan tes pendengaran.

Pengaruh Kesehatan Ibu Selama Kehamilan Terhadap Kesehatan Pendengaran Bayi

Kesehatan ibu selama kehamilan memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan pendengaran bayi yang dilahirkan.

Jika ibu mengalami masalah kesehatan selama kehamilan, seperti hipertensi, diabetes, atau infeksi, maka risiko bayi lahir dengan berat badan rendah dan gangguan pendengaran meningkat.

Selain itu, pola makan ibu selama kehamilan juga penting. Konsumsi makanan yang sehat dan bergizi membantu memastikan bahwa bayi menerima nutrisi yang cukup untuk tumbuh dan berkembang secara normal, termasuk perkembangan pendengaran.

Kurangnya asupan nutrisi dapat menyebabkan masalah pertumbuhan, termasuk pada sistem pendengaran. Oleh karena itu, menjaga kesehatan ibu selama kehamilan sangat penting untuk mencegah gangguan pendengaran pada bayi yang lahir dengan berat badan rendah.

Faktor Risiko Penyebab Gangguan Pendengaran pada Bayi dengan Berat Badan Rendah

Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada bayi dengan berat badan rendah:

  1. Riwayat keluarga yang memiliki gangguan pendengaran. Jika ada anggota keluarga yang memiliki gangguan pendengaran, risiko bayi dengan berat badan rendah untuk mengalami gangguan pendengaran juga akan meningkat.
  2. Penyakit ibu selama kehamilan. Jika ibu mengalami infeksi selama kehamilan, terutama infeksi yang disebabkan oleh virus, risiko bayi untuk mengalami gangguan pendengaran akan meningkat.
  3. Kejadian hipoksia selama kelahiran. Hipoksia adalah keadaan di mana bayi kekurangan oksigen selama persalinan atau kelahiran. Kejadian hipoksia dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh termasuk pendengaran.
  4. Kondisi medis lainnya. Beberapa kondisi medis lainnya seperti prematuritas atau kelainan genetik dapat menyebabkan gangguan pendengaran pada bayi dengan berat badan rendah.
  5. Paparan toksin. Paparan toksin seperti merokok atau konsumsi alkohol selama kehamilan juga dapat meningkatkan risiko bayi dengan berat badan rendah untuk mengalami gangguan pendengaran.

Jenis Pengobatan Gangguan Pendengaran pada Bayi dan Anak-anak

Berikut adalah beberapa jenis pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak yang lahir dengan berat badan rendah:

  1. Terapi wicara dan bahasa: Terapi ini bertujuan untuk membantu anak dalam memperbaiki kemampuan bicara dan bahasanya. Terapi ini dilakukan oleh seorang ahli terapis bicara dan bahasa.
  2. Implant koklea: Implant koklea adalah alat yang diimplan di dalam telinga dan dapat membantu anak dalam mendengarkan suara dengan lebih jelas. Implant ini direkomendasikan bagi anak yang memiliki gangguan pendengaran yang parah.
  3. Terapi pendengaran: Terapi pendengaran dapat membantu anak untuk memperbaiki kemampuan mendengarnya. Terapi ini dilakukan dengan menggunakan alat bantu dengar atau dengan melakukan latihan khusus untuk memperbaiki kemampuan pendengaran.
  4. Operasi: Operasi dapat direkomendasikan untuk mengatasi gangguan pendengaran yang disebabkan oleh masalah struktural pada telinga. Operasi ini dilakukan oleh seorang ahli bedah di bawah anestesi umum.
  5. Obat-obatan: Obat-obatan dapat direkomendasikan untuk mengatasi infeksi telinga yang menyebabkan gangguan pendengaran.

Pencegahan

Berikut ini adalah beberapa cara pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah gangguan pendengaran pada bayi dan anak-anak dengan berat badan rendah:

  1. Pemeriksaan dini: Pemeriksaan pendengaran pada bayi dan anak-anak sebaiknya dilakukan sejak dini, yaitu sejak mereka baru lahir. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan tes pendengaran sederhana atau tes otoakustik emisi (OAE).
  2. Perawatan prenatal yang baik: Ibu hamil harus memperhatikan kesehatannya selama kehamilan dan mengikuti saran dokter untuk memperbaiki kondisi kesehatannya jika ada yang kurang.
  3. Meningkatkan nutrisi: Nutrisi yang baik sangat penting untuk kesehatan janin. Ibu hamil harus memperhatikan asupan makanan dan minuman agar bayinya mendapatkan nutrisi yang cukup.
  4. Hindari paparan zat berbahaya: Zat berbahaya seperti merokok, alkohol, dan obat-obatan tertentu dapat merusak pendengaran bayi dan anak-anak.
  5. Memperhatikan kebersihan telinga: Membersihkan telinga bayi dan anak-anak dengan cara yang tepat dan aman dapat mencegah infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Bagikan :

Produk Kami

Artikel Lainnya

Brillianthearing.id
Share to Friend/Family:
©️ Brilliant Hearing 2024
Kami Siap Membantu!