Gangguan Pendengaran, Lakukan Pemeriksaan ke Audiolog

Gangguan Pendengaran, Lakukan Pemeriksaan ke Audiolog

Gangguan pendengaran merupakan masalah kesehatan yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. Ketika Anda mulai mengalami kesulitan mendengar atau bahkan tuli, maka pemeriksaan ke ahli audiologi sangat penting dilakukan.

Dalam artikel ini, Brilliant Hearing akan membahasa lebih lanjut mengenai gangguan pendengaran dan mengapa penting untuk melakukan pemeriksaan ke audiolog.

Apa itu Pemeriksaan Audiometri

Tujuan dari pemeriksaan audiometri adalah untuk menguji fungsi pendengaran seseorang dengan menggunakan suara, nada, atau frekuensi tertentu.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi kemungkinan gangguan pendengaran setelah melakukan operasi pada area telinga atau sekitarnya akibat tumor.

Selain itu, pemeriksaan ini juga dilakukan untuk menentukan apakah seseorang memerlukan alat bantu dengar atau bahkan operasi guna memperbaiki kemampuan pendengarannya.

Kenapa Harus Melakukan Pemeriksaan Audiometri?

Beberapa kondisi yang membutuhkan pemeriksaan audiometri yaitu:

  • Terjadi penurunan kualitas pendengaran.
  • Telinga mengeluarkan dengungan.
  • Telinga seperti terasa penuh.
  • Keluar cairan dari telinga.
  • Mengalami gangguan keseimbangan.
  • Mengalami trauma pada telinga.

Selanjutnya, derajat tolok ukur seseorang mengalami ketulian mendengar atau mengalami gangguan pendengaran adalah:

  • Tuli ringan: 26 hingga 40 dB.
  • Tuli sedang: 41 hingga 60 dB.
  • Tuli berat: 61 hingga 90 dB.
  • Tuli sangat berat: Lebih dari 90 dB.

Bagaimana Melakukan Pemeriksaan Audiometri

Pemeriksaan audiometri dilakukan untuk mengevaluasi fungsi pendengaran manusia yang terdiri dari tiga bagian, yaitu telinga bagian luar, tengah, dan dalam.

promo coba alat bantu dengar gratis
Pendengaran anda bermasalah namun masih ragu mau pakai alat bantu dengar?
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!

Pemeriksaan ini dapat mendeteksi apakah seseorang mengalami gangguan pendengaran sensorineural atau kerusakan pada gendang telinga yang menyebabkan gangguan pendengaran konduktif.

Selain menggunakan earphone, terdapat beberapa pemeriksaan penunjang yang dilakukan selama pemeriksaan audiometri berlangsung, seperti pengukuran kekuatan suara dalam satuan desibel (dB) dan frekuensi suara dalam satuan Hz.

Rentang pendengaran normal seseorang adalah 250-8.000 Hz pada 25 dB atau lebih rendah. Tes pengenalan kata juga dilakukan untuk menilai kemampuan seseorang dalam memahami ucapan dari kebisingan latar belakang.

Pemeriksaan timpanometri dapat mendeteksi gangguan pendengaran seperti penumpukan cairan atau lilin, gendang telinga berlubang, kerusakan tulang pendengaran, atau tumor di telinga tengah. Pemeriksaan refleks akustik juga dilakukan untuk mengevaluasi saraf kranial dan batang otak seseorang.

Prosedur Tes Audiometri

Terdapat beberapa jenis pemeriksaan audiometri, di antaranya.

1. Mendengarkan Frekuensi dan Intensitas Bunyi

Pemeriksaan audiometri dilakukan dengan menggunakan headphone khusus yang terhubung dengan perangkat audiometer untuk mengeluarkan bunyi dengan frekuensi dan intensitas yang berbeda-beda.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa air conduction dan bone conduction dari telinga dan meminta pasien memberikan tanda jika mendengar atau tidak mendengar suara tersebut. Audiolog biasanya akan meminta pasien mengangkat tangan ketika mendengarkan setiap suara.

Penting diketahui bahwa telinga manusia sehat dapat mendengarkan suara dengan intensitas pelan sekitar 20 dB. Namun, suara dengan intensitas bunyi yang keras melebihi 85 dB, seperti di konser musik rock, dapat merusak pendengaran manusia.

Selain itu, frekuensi suara yang dapat didengar manusia berkisar antara 20-20.000 Hz, dan suara pembicaraan manusia umumnya berkisar antara 500-3.000 Hz.

2. Mengenal Ucapan di Antara Kebisingan

Tes audiometri lainnya yaitu mengenali ucapan di antara suara bising. Pemeriksaan ini dilakukan dengan memutarkan sampel suara bising bersama bunyi ucapan tertentu.

Pasien akan diminta mengulangi kata-kata yang diucapkan. Tes mengenali kata ini membantu dokter mendiagnosis gangguan pendengaran.

3. Osilator Tulang dan Garpu Tala

Pemeriksaan audiometri menggunakan garpu tala atau bone oscillator dilakukan untuk mengukur kemampuan telinga dalam menangkap getaran bunyi pada bagian dalam.

Walaupun menggunakan teknologi yang berbeda, kedua perangkat tersebut memiliki fungsi yang sama dalam mentransmisikan getaran dan mengukur respons telinga terhadap suara.

Selama pemeriksaan, tidak ada efek samping yang berbahaya atau rasa sakit yang akan dirasakan oleh pasien. Durasi tes ini biasanya memakan waktu sekitar satu jam.

Setelah tes selesai dilakukan, hasil evaluasi dari audiolog akan membantu menentukan langkah apa yang harus diambil untuk mencegah gangguan pendengaran memburuk dan memberikan perawatan yang dibutuhkan.

Fungsi Tes Audiometri

Audiometer merupakan perangkat yang dapat memutarkan suara melalui headphone. Alat ini membantu audiolog (pemeriksa) untuk mengetahui respons pasien terhadap intensitas dan nada suara.

Lewat tes audiometri, dokter juga dapat mengidentifikasi keseimbangan pendengaran dan masalah di dalam fungsi telinga bagian dalam lainnya.

Gangguan pendengaran sendiri dapat disebabkan beragam faktor, di antaranya:

  • Cacat lahir.
  • Infeksi telinga
  • Kondisi bawaan lahir, seperti otosklerosis atau kondisi ketika pertumbuhan tulang tidak normal dan menghambat fungsi telinga bagian dalam.
  • Cedera telinga.
  • Penyakit telinga bagian dalam, seperti Ménière maupun kondisi autoimun yang memengaruhi telinga bagian dalam.
  • Sering terpapar suara berintensitas keras.
  • Gendang telinga pecah.
  • Gangguan pendengaran sensorineural.

Uji Tes Audiometri

Pengujian pendengaran melalui tes audiometri melibatkan penggunaan sebuah perangkat bernama audiometer, yang mampu menghasilkan suara dengan berbagai volume dan frekuensi. Selain digunakan untuk mendeteksi kemungkinan gangguan pendengaran, tes audiometri juga sering dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan berkala.

Berikut adalah beberapa tahapan dalam melakukan tes audiometri:

Tahap persiapan

Saat tes audiometri dilakukan, Anda akan diminta untuk duduk di ruangan khusus. Pemeriksa atau audiolog akan menjelaskan tata cara pemeriksaan dan apa saja yang perlu Anda lakukan di dalam ruangan tersebut. Setelah itu, audiolog akan memasang earphone di telinga Anda.

Tahap Pemeriksaan

Dalam proses tes audiometri, audiolog akan memutar berbagai jenis suara seperti bunyi dan kata-kata dengan volume, frekuensi, dan jeda yang berbeda pada kedua telinga. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan pendengaran yang dimiliki setiap telinga.

Selama proses pemeriksaan, audiolog akan memberikan instruksi kepada Anda, seperti mengangkat tangan atau mengulangi kata-kata yang Anda dengar. Ini dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan Anda dalam memahami dan membedakan kata-kata serta suara-suara sekitar.

Bagikan :
Kami Siap Membantu!