Apakah Anda pernah mendengar apa itu BBPV pada telinga? BBPV merupakan singkatan dari Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) dan merupakan salah satu gangguan pada telinga bagian dalam yang menjadi penyebab tersering vertigo. Gejalanya bisa ringan hingga berat, yang dipicu oleh perubahan posisi kepala.
Berikut adalah beberapa hal terkait apa itu BBPV pada telinga yang dirangkum oleh tim Brilliant Hearing sebagai dari pusat alat bantu dengar terpercaya di Indonesia. Yuk simak tulisan ini untuk menambah wawasan Anda.
BBPV dan Gangguan Telinga
Sebagaimana telah disebutkan di atas, BBPV merupakan singkatan dari Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) dan merupakan salah satu gangguan pada telinga bagian dalam yang menjadi penyebab munculnya vertigo.
Baca juga: Kenali Gejala Meniere: Vertigo, Tinnitus, dan Gangguan Pendengaran
Pada penderita BPPV, perubahan posisi kepala secara tiba-tiba, seperti menoleh, mendongak, berguling di tempat tidur, atau menunduk, dapat menyebabkan vertigo. Vertigo akibat BPPV bisa mengganggu aktivitas atau bahkan menyebabkan jatuh, terutama pada orang lanjut usia.
Penyebab dan Gejala BPPV
BPPV terjadi ketika partikel kecil kalsium karbonat (otoconia) yang seharusnya berada di utrikel terlepas dan berpindah ke kanal setengah lingkaran di telinga dalam. Pergerakan partikel ini mengganggu sinyal keseimbangan yang dikirimkan ke otak, menyebabkan sensasi pusing atau vertigo. Beberapa faktor yang dapat memicu BPPV meliputi:
- Cedera kepala atau trauma yang memengaruhi telinga dalam.
- Proses penuaan, karena otoconia lebih mudah terlepas pada orang lanjut usia.
- Infeksi telinga dalam (labirinitis atau neuritis vestibularis).
- Perubahan posisi kepala secara tiba-tiba, seperti saat bangun tidur atau menunduk.
- Bed rest atau tidak banyak bergerak dalam waktu lama, misalnya setelah operasi.
Gejala utama BPPV adalah serangan vertigo mendadak yang dipicu oleh perubahan posisi kepala. Sensasi vertigo biasanya berlangsung kurang dari satu menit, tetapi bisa terasa intens. Gejala lain yang sering menyertai BPPV antara lain:
- Rasa pusing atau seperti berputar saat mengubah posisi kepala.
- Kehilangan keseimbangan atau rasa goyah saat berdiri atau berjalan.
- Mual dan muntah, terutama saat vertigo terjadi dengan intensitas tinggi.
- Nystagmus, yaitu gerakan mata cepat dan tidak terkontrol saat mengalami vertigo.
- Perasaan kepala terasa ringan atau melayang setelah episode vertigo mereda.
Meskipun BPPV bukan kondisi yang berbahaya, gejalanya bisa mengganggu aktivitas sehari-hari. Jika mengalami gejala ini secara berulang, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat dan menjalani terapi seperti manuver Epley, yang dapat membantu memindahkan partikel otoconia kembali ke tempatnya.
Kapan harus ke dokter?
Perlu diketahui bahwa BPPV dapat disebabkan oleh kondisi lain yang serius. Oleh karena itu, pengobatan oleh dokter perlu segera dilakukan jika Anda mengalami vertigo, terutama yang muncul secara tiba-tiba, berulang, atau tidak diketahui penyebabnya. Pemeriksaan juga perlu dilakukan jika vertigo terjadi setelah cedera kepala, infeksi telinga, maupun stroke, serta jika sedang menderita diabetes atau hipertensi. Penanganan medis di IGD perlu dilakukan pada penderita vertigo dengan kondisi berikut:
- Pusing atau sakit kepala makin parah
- Demam
- Muntah parah
- Lemas
- Penglihatan ganda (diplopia)
- Gangguan pendengaran
- Sulit berbicara
- Sulit berjalan
- Lemah atau lumpuh di lengan atau kaki
- Kesemutan atau mati rasa
- Penurunan kesadaran
Diagnosis BPPV
Untuk mendiagnosis BPPV, dokter akan menanyakan gejala serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik, dokter juga akan memegang dan menahan kepala pasien sambil meminta pasien untuk segera berbaring. Setelahnya, dokter akan bertanya apakah ada sensasi berputar, serta menilai gerakan tidak normal pada mata pasien. Tes ini bernama tes Dix-Hallpike.
Agar diagnosis dapat lebih dipastikan, dokter akan melakukan pemeriksaan saraf dan beberapa tes penunjang berikut:
- Tes dengan menyemprotkan air dingin dan hangat ke liang telinga, untuk melihat gerakan mata yang biasanya menjadi tidak normal pada penderita BPPV
- MRI kepala, untuk menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh perdarahan, stroke, atau kanker
- MRA kepala, untuk memeriksa kondisi pembuluh darah kepala secara lebih detail
- Tes pendengaran, untuk mendeteksi gangguan di telinga yang dapat menyebabkan BPPV
- Rekam gelombang otak atau electroencephalography (EEG), untuk melihat aktivitas listrik di otak dengan menempelkan elektroda ke kulit kepala
- Elektronistagmografi, untuk merekam gerakan bola mata ketika posisi kepala berubah
Pengobatan BPPV (Benign Paroxysmal Positional Vertigo)
BPPV biasanya bisa diatasi dengan terapi reposisi kanalit, yaitu serangkaian gerakan kepala yang bertujuan untuk memindahkan partikel kalsium karbonat (otoconia) yang mengganggu keseimbangan kembali ke tempat asalnya. Selain itu, ada beberapa pilihan pengobatan lain yang bisa membantu meredakan gejala BPPV.
1. Manuver Reposisi Partikel
Terapi utama untuk BPPV adalah serangkaian manuver fisik yang bertujuan untuk mengembalikan partikel kalsium karbonat (kanalit) ke tempat asalnya di dalam telinga bagian dalam. Beberapa manuver yang umum digunakan meliputi:
Manuver Epley
Manuver ini adalah yang paling sering direkomendasikan oleh dokter dan memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
- Pasien duduk di tepi tempat tidur dengan kepala menoleh sekitar 45 derajat ke arah telinga yang terkena.
- Pasien kemudian berbaring dengan posisi kepala tetap menoleh dan berada sedikit di bawah permukaan tempat tidur, menunggu selama sekitar 30-60 detik hingga sensasi vertigo berkurang.
- Kepala kemudian diputar ke sisi berlawanan hingga sekitar 90 derajat dan kembali menunggu sekitar 30-60 detik.
- Selanjutnya, pasien menggulingkan tubuh ke sisi yang sama dengan posisi kepala tetap menghadap ke bawah, kemudian menunggu kembali sekitar 30 detik.
- Akhirnya, pasien kembali ke posisi duduk dengan perlahan untuk menghindari serangan vertigo yang mendadak.
Manuver ini sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis profesional pertama kali untuk memastikan prosedurnya dilakukan dengan benar. Jika efektif, pasien dapat diajarkan cara melakukannya sendiri di rumah.
Manuver Semont (Liberatory Maneuver)
Manuver ini lebih cepat dibandingkan Epley dan melibatkan gerakan yang lebih mendadak. Berikut langkah-langkahnya:
- Pasien duduk di tepi tempat tidur dengan kepala diputar 45 derajat ke arah yang berlawanan dengan telinga yang terkena.
- Pasien kemudian dengan cepat berbaring ke sisi telinga yang terkena dan menunggu sekitar 1-2 menit.
- Tanpa mengubah posisi kepala, pasien kemudian dengan cepat berpindah ke sisi berlawanan dan tetap menunggu selama 1-2 menit.
- Setelah itu, pasien kembali ke posisi duduk dengan perlahan.
Manuver Brandt-Daroff
Manuver ini sering direkomendasikan sebagai latihan di rumah jika manuver lainnya tidak efektif atau jika pasien masih mengalami gejala ringan. Berikut cara melakukannya:
- Pasien duduk tegak di tepi tempat tidur.
- Pasien kemudian berbaring ke satu sisi dengan kepala menghadap ke atas sekitar 45 derajat dan menunggu selama 30 detik hingga gejala mereda.
- Pasien kembali duduk tegak dan menunggu sekitar 30 detik.
- Pasien kemudian berbaring ke sisi lain dengan posisi kepala yang sama seperti sebelumnya dan kembali menunggu 30 detik.
- Langkah ini diulang sebanyak 5 kali untuk tiap sesi, dan sesi ini dapat dilakukan 2-3 kali sehari hingga gejala menghilang.
Manuver ini memerlukan ketekunan dan kesabaran karena hasilnya mungkin tidak secepat manuver lainnya. Namun, jika dilakukan secara rutin, latihan ini dapat membantu otak menyesuaikan diri dengan ketidakseimbangan sinyal dari telinga dalam.
2. Obat-obatan
Meskipun obat tidak dapat menyembuhkan BPPV, beberapa jenis obat dapat membantu mengurangi gejala pusing dan mual yang menyertainya. Beberapa obat yang umum digunakan meliputi:
- Antihistamin (seperti meclizine atau dimenhydrinate) untuk mengurangi sensasi pusing.
- Benzodiazepin (seperti diazepam atau lorazepam) yang digunakan dalam kasus tertentu untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat vertigo.
- Obat antiemetik untuk mengurangi mual dan muntah.
3. Terapi Fisik (Vestibular Rehabilitation Therapy – VRT)
Terapi rehabilitasi vestibular bertujuan untuk melatih otak agar dapat beradaptasi dengan sinyal keseimbangan yang terganggu. Seorang terapis fisik dapat memberikan latihan khusus untuk meningkatkan keseimbangan dan mengurangi sensitivitas terhadap gerakan kepala.
Baca juga: Pendengaran dan Keseimbangan: Keterkaitan Sistem Pendengaran dengan Sistem Vestibuler
4. Modifikasi Gaya Hidup
Beberapa langkah sederhana dapat membantu mencegah serangan BPPV, antara lain:
- Menghindari gerakan kepala yang tiba-tiba.
- Bangun dari tempat tidur secara perlahan.
- Menghindari posisi tidur dengan kepala terlalu tinggi atau terlalu rendah.
- Mengurangi stres dan kelelahan yang dapat memperburuk gejala.
5. Tindakan Medis (Jika Diperlukan)
Dalam kasus yang sangat jarang, jika terapi konvensional tidak berhasil, dokter mungkin akan mempertimbangkan prosedur bedah yang disebut kanal plugging surgery, yang bertujuan untuk mengunci bagian telinga dalam yang terkena dampak. BPPV dapat diatasi dengan berbagai metode, terutama melalui manuver reposisi partikel yang terbukti efektif dalam mengurangi gejala vertigo.
Baca juga: Teknik Terapi Suara untuk Mengatasi Telinga Berdengung akibat Gangguan Keseimbangan
Pencegahan BPPV
Tidak ada cara pasti untuk mencegah BPPV. Namun, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guna menurunkan risiko terjadinya kondisi ini, yaitu:
- Kenakan alat pelindung diri ketika berkendara untuk menghindari cedera akibat kecelakaan.
- Pasang pegangan di dinding kamar mandi atau di dekat toilet.
- Jaga kesehatan telinga, misalnya dengan tidak mengorek kuping terlalu dalam.
- Lakukan latihan rutin untuk BPPV.
- Lakukan olahraga rutin, minimal 30 menit setiap hari.
- Terapkan pola hidup sehat, serta istirahat dan tidur yang cukup.
- Hindari mengubah posisi kepala secara mendadak dan jangan menolehkan kepala pada satu sisi dengan terlalu lama.
Kesimpulan
Demikianlah wawasan tentang BBPV pada telinga dan semoga bermanfaat untuk para pembaca.
Jika Anda menghadapi gangguan pendengaran, kami sebagai pusat alat bantu dengar siap memberikan solusi yang optimal untuk Anda. Di Brilliant Hearing, kami menyediakan berbagai layanan seperti tes pendengaran, servis alat bantu dengar, dan konsultasi pendengaran Anda dengan hadir melalui layanan home visit yang lebih memudahkan untuk Anda. Brilliant hearing hadir sebagai pusat alat bantu dengar berkualitas, bergaransi, serta dengan harga terjangkau. Hubungi kami untuk konsultasi melalui kontak yang tertera di website kami.