Penderita tuna rungu mungkin akan merasa tidak percaya diri apalagi pada anak – anak. Berikut ini tentang cara membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu. Yuk simak penjelasannya dari Brilliant Hearing.
Mengalami ketidaknormalan pendengaran pada anak – anak mungkin harus waspada. Orang tua mungkin dapat memeriksakan kondisi pendengaran anak untuk menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. Memeriksakan alat bantu dengar dapat dilakukan di tempat Pusat alat bantu dengar.
Anak – anak yang kesulitan mendengarkan sejak bayi mungkin bisa saja mengidap tuna rungu. Seorang anak mengidap tuna rungu biasanya dalam memahami makna yang diucapkan mereka harus banyak belajar dari pengalaman dan kebiasaan sehari – harinya.
Tuna rungu merupakan seseorang yang mengalami gangguan pada pendengarannya. Biasanya tuna rungu diikuti dengan tuna wicara atau kesulitan untuk berbicara karena penderita tersebut kesulitan untuk belajar tentang kata dan suara sehingga sulit untuk mengeluarkan kata dan suara.
Mengenal Tuna Rungu
Gangguan pendegaran terdapat dua jenis yakni gangguan pendengaran total dan gangguan pendengaran sebagian. Gangguan pendengaran total salah satunya ialah tuna rungu. Penderita tuna rungu ini tidak jauh berbeda dengan orang normal biasa karena hanya saja mereka memiliki keterbatasan. Keterbatasan inilah yang sering menimbulkan hal – hal negatif seperti tidak percaya diri.
Anak dengan kondisi tuna rungu juga dapat disebut si anak berkebutuhan khusus. Kondisi ini tentunya berbeda dengan anak pada umumnya terkait dengan ketidakmampuan mental, emosi, atau fisik. Anak berkebutuhan khusus tuna rungu ketika berbicara mereka berbicara tanpa suara atau dengan suara kurang atau tidak jelas artikulasinya atau bahkan tidak berbicara sama sekali namun berisyarat.
Pengertian tuna rungu lebih jelasnya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah kondisi tidak dapat mendengar karena rusak pendengaran yang tidak berfungsi dengan baik. Secara etimologi, tuna rungu berasal dari kata tuna dan rungu yang memiliki arti masih masing tuna yakni kurang dan rungu artinya pendengaran.
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!
Mengalami tuna rungu seseorang tidak dapat mendengar atau kurang mampu mendengar suara. Tuna rungu ialah kurangnya daya pendengaran yang mengakibatkan indera pendengaraanya tidak berfungsi dengan baik.
Faktor Penyebab Tuna Rungu
Penderita tuna rungu dapat disebabkan oleh beberapa faktor resiko seperti tuna rungu dari lahir akibat faktor tunuan, penyakit cacar air jerman atau campak yang menimpa ibu hamil, dan pemakaian antibiotik secara berlebihan.
Selain itu, beberapa faktor penyebab tuna rungu seperti toxomeia atau ibu bayi mengalami keracunan pada darahnya yang berpengaruh pada rusaknya plasenta, lahir prematur, reshus vactors (ketidakcocokan antara rhesus ibu rhesus anak yang ada di kandungan), tang verlosing (bayi yang dikandung tidak dapat terlahir wajar sehingga menggunakan pertolongan alat bantu, penyakit meningitis cerebralis (peradangan selaput otak), infeksi anak, dan ototis media kronis pada telinga anak.
Ciri Khas Penderita Tuna Rungu
Seseorang yang mengalami tuna rungu memiliki ciri khas fisik seperti cara berjalan agak cepat dan agak membungkuk akibat kerusakan pada alat pendengaran bagian keseimbangan. Penderita tuna rungu juga memiliki gerakan mata yang cepat dan agak beringas sebab ia ingin menangkap keadaan sekitar sehingga tuna rungu juga disebut manusia permata.
Seseorang dengan kondisi tuna rungu juga memiliki gerakan badan yang lincah dan cepat terlihat dalam mengadakan komunikasi cenderung menggunakan gerak isyarat dengan orang sekitar (manusia motorik). Bahkan penderita tuna rungu dalam keadaan bermain, tidur atau sedang tidak berbicara memiliki pernafasan tetap stabil.
Klasifikasi Tuna Rungu Berdasarkan Tingkat Kehilangan Pendengaran
Berikut ini beberapa klasifikasi tingkat kehilangan mendengar percakapan atau bicara pada penderita tuna rungu:
Kehilangan 15dB – 30 dB
Pada kondisi kehilangan pendengaran 15 dB – 30 dB ini disebut dengan mild hearing losses atau tuna rungu ringan. Seseorang penderita tuna rungu ringan memiliki daya tangkap suara percakapan manusia normal atau kemampuan mendengar untuk berbicara dan membedakan suara – suara sumber bunyi masih dalam normal.
Kehilangan 31dB – 60 dB
Pada kondisi kehilangan pendegaran 31 dB – 60 dB disebut dengan moderate hearing losses atau tuna rngu sedang. Kondisi ini memiliki daya tangkat terhadap suara pecakapan hanya sebagian atau kemampuan mendengar dan kapasitas untuk bicara hampir normal.
Kehilangan 61 dB – 90 dB
Pada kondisi kehilangan pendengaran 61 dB – 90 dB disebut dengan severe hearing losses atau tuna rungu berat. Kondisi ini memiliki daya tangkap terhadap suara percakapan tidak ada. Penderitanya juga menggunakan alat bantu dengar agar dapat mendengar dengan suara normal.
Kehilangan 91 dB – 120 dB
Pada kondisi kehilangan pendengaran 91 dB – 120 dB disebut dengan profound hearing losses atau tuna rungu sangat berat. Hal ini menyebabkan penderitanya tidak mendengar sama sekali kemampuan bicara serta sulit membedakan sumber bunyi. Penderitanya harus menggunakan alat bantu dengar.
Kehilangan lebih dari 120 dB
Pada kondisi kehilangan pendengaran lebih dari 120 dB disebut dengan total hearing losses atau tuna rung total. Dalam hal ini memiliki daya tangkap mendengar suara yang tidak ada sama sekali atau tidak dapat mendengar suara percakapan sama sekali.
Kondisi Anak Penderita Tuna Rungu
Anak dengan kondisi tuna rungu selalu bergejolak akan dirinya karena kondisinya yang berbeda dengan teman atau orang lain. Perasaan berbeda ini menjadikan si anak tidak percaya diri dan merasa kurang pada dirinya.
Bahkan kondisi anak dengan tuna rungu akan memicu adanya tekanan emosi yang tidak stabil. Anak dengan tuna rungu merasa kurang yakin dengan potensi yang dimiliki, pesimis membangun cita – cita tinggi, dan minder ketika berinteraksi sosial.
Tidak sedikit anak tuna rungu tampak murung, depresi, bersikap pasrah pada kegagalan dan memandang masa depan suram, selalu berfikiran negatif, tidak mengenali potensi dirinya, takut dikritik, takut mengambil tanggung jawab, dan takut berpendapat.
Pada anak dengan kondisi tuna rungu atau berkebutuhan khusus lainnya tentunya peranan orang tua dan lingkungan sangat berpengaruh pada dirinya. Misalnya keluarga adalah contoh kecil, yaitu bagaimana orang tua membantu anak untuk membangun rasa kepercayaan diri. Orang tua dapat membantu anak untuk bisa mengutarakan pendapat kepada orang lain, berfikir mandiri, serta memberikan suasana aman sehingga dia tidak takut ketika berbuat kesalahan.
Cara Membantu Membangkitkan Kepercayaan Diri Pada Anak Penderita Tuna Rungu
Anak dengan kondisi tuna rungu biasanya memiliki tingkat percaya diri yang berbeda dengan anak normal. Tentunya dalam hal ini penderita tuna rungu harus mendapatkan perhatian baik seperti bentuk kasih sayang, pendidikan, maupun dalam berinteraksi sosial.
Bagi orang tua harus berupaya untuk membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu. Anak tersebut dapat diberikan layanan pembelajaran khusus seperti pendidikan inklusif dan homeschooling.
Pendidikan inklusif misalnya dengan memberikan anak di sekolah yang menampung murid dengan menempatkan anak sesuai dengan tingkat kelainannya seperti ringan, sedang atau berat secara penuh pada kelas reguler. Untuk homeschooling dapat dilaksanakan di rumah. Apabila homeschooling disini peran orang tua bukan sebagai guru melainkan fasilitator yakni membangun dan menggerakkan spirit belajar anak sehingga mampu menjadi pembelajar mandiri dan percaya diri. Orang tua dapat mengundang guru profesional untuk mengajarkan anak tentang pengetahuan – pengetahuan seperti sekolah pada umumnya.
Cara membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu dapat menerapkan prinsip belajar yang penuh kasih sayang seperti memberikan tugas sesuai dengan kemampuan anak. Prinsip yang tidak kalah penting ialah prinsip layanan individual, kesiapan mengajarkan anak tuna rungu, keperagaan dengan menyediakan alat peraga, dan penamaan serta penyempurnaan sikap.
Cara membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu dapat dengan memberikan motivasi penuh untuk selalu belajar meningkatkan keterampilan pada dirinya. Berikut ini beberapa tips cara membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu:
1. Pengenalan lingkungan
Cara membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu dengan pengenalan lingkungan. Pengenalan lingkungan dapat dilakukan oleh orang tua, guru ketika di sekolah. Hal ini akan menciptakan lingkungan dengan suasana nyaman dan santai agar anak tidak merasa takut dan tegang.
Anak jika mengenal lingkungannya akan mudah bersosialisasi dengan baik sehingga anak akan memiliki rasa sikap percaya diri dan mudah menyesuaikan dirinya. Sikap percaya diri ini membuat anak tidak mudah menyerah ketika dalam situasi apapun.
2. Pembelajaran bahasa isyarat
Cara membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu dengan mengajarkan bahasa isyarat. Bahasa isyarat dapat membantu penderita tuna rungu untuk berkomunikasi.
Orang tua atau guru dapat memberikan pembelajaran bahasa isyarat agar mereka mampu memahami apa yang disampaikan oleh orang lain. Bahasa isyarat menjadi bahasa keseharian yang digunakan oleh tuna rungu, dan hal ini akan mudah ditemukan pada sekolah anak tuna rungu mereka akan berkomunikasi menggunakan bahasa isyart.
Belajar bahasa isyarat memudahkan penderita tuna rungu berkomunikasi serta memahami yang disampaikan oleh orang lain sehingga ia lebih memiliki sikap positif dan pandangan yang baik mengenai dirinya.
3. Bimbingan keterampilan
Cara membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu dengan memberikan bimbingan keterampilan. Memberikan bimbingan keterampilan dapat menyalurkan minat bakat dan potensi kreatif tuna rungu. Hal ini menjadikan anak akan lebih mandiri dalam segala hal salah satunya keterampilan.
Dengan anak memiliki keterampilan dapat menunjang kualitas dan potensi dalam kehidupannya. Anak yang memiliki keterampilan akan bertumbuh rasa percaya dirinya.
4. Pemberian tugas
Cara membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu dengan pemberian tugas. Hal ini dapat dilakukan di lingkungan sekolah. Misalnya guru memberikan tugas untuk membentuk rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Dengan pemberian tugas, anak akan optimis menjalani tanggung jawab yang diberikan dengan baik sehingga dia mampu memiliki rasa percaya tinggi yang tinggi.
Hal yang tidak kalah penting untuk membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu ialah dengan memberikan motivasi. Motivasi dapat membantu anak untuk memiliki keyakinan dalam dirinya sehingga dapat memahami potensi ataku kemampuan yang dimiliki.
itu tadi informasi terkait cara membantu membangkitkan kepercayaan diri pada anak penderita tuna rungu. Semoga dari informasi yang diberikan dapat bermanfaat bagi para pembaca atau orang sekitar Anda yang berkebutuhan khusus menderita tuna rungu.
Penderita tuna rungu dapat menggunakan alat bantu dengar agar dapat mendengarkan dengan baik. Pusat alat bantu dengar berkualitas, bergaransi, serta harga terjangkau ialah Brilliant Hearing.
Sebagai penyedia alat bantu dengar tentunya Brilliant Hearing sebagai solusi pendengaran Anda. Segera konsultasikan pendengaran Anda dengan Brilliant Hearing.