Barotrauma atau cedera telinga akibat perbedaan tekanan udara saat naik pesawat dapat terjadi pada siapa saja, terutama pada mereka yang pernah mengalami gangguan telinga, hidung atau sinus.
Sensasi sakit dan tekanan di telinga selama penerbangan dapat mengganggu kenyamanan dan bahkan menyebabkan cedera pada telinga.
Namun, dengan memahami penyebab dan tindakan pencegahan yang tepat, Anda dapat menikmati penerbangan tanpa khawatir mengalami barotrauma. Artikel ini, Brilliant Hearing akan membahas secara lengkap mengenai barotrauma, gejala, faktor risiko, dan cara mengatasinya.
Penyebab Barotrauma
Barotrauma atau cedera telinga karena tekanan udara saat naik pesawat atau melakukan aktivitas menyelam adalah masalah kesehatan yang sering terjadi.
Kondisi ini terjadi ketika terdapat perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar telinga, dan dapat menimbulkan berbagai macam gejala yang tidak nyaman.
Saat pesawat lepas landas atau mendarat, tekanan udara di dalam kabin pesawat berubah secara cepat.
Jika telinga tidak dapat menyeimbangkan tekanan udara dengan cepat, maka barotrauma dapat terjadi. Gejala yang muncul dapat berupa rasa sakit, kehilangan pendengaran sementara, telinga terasa penuh, dan bahkan pusing.
Pada kondisi ini, ada beberapa cara untuk membantu menyeimbangkan tekanan udara di dalam telinga, seperti mengunyah permen karet, menelan air liur, atau menghirup udara dalam-dalam dan menahannya sebelum mengeluarkannya secara perlahan-lahan melalui hidung.
Manfaatkan Fasilitas Coba alat bantu dengar dari Brilliant Hearing ini Yuk !!!
Namun, jika gejala yang muncul semakin parah atau tidak hilang setelah beberapa saat, segera hubungi dokter atau tenaga medis terdekat.
Selain karena aktivitas penerbangan dan menyelam, barotrauma juga dapat terjadi karena beberapa kondisi berikut:
- Mengalami cedera telinga akibat ledakan
- Menjalani terapi pengobatan oksigen hiperbarik
- Melakukan pendakian ke puncak gunung
- Mengendarai kendaraan di perbukitan atau pegunungan
- Naik atau turun lift dari atau menuju lantai yang tinggi
Barotrauma Paru-paru
Barotrauma dapat mengakibatkan efek yang tidak hanya terjadi pada telinga, melainkan juga dapat memengaruhi organ lain seperti paru-paru dan saluran pencernaan.
Terutama pada aktivitas menyelam, barotrauma paru dapat terjadi ketika seseorang menyalurkan udara ke dalam paru-parunya ketika terlalu dalam dalam air, sehingga tekanan udara di dalam paru-paru menjadi lebih tinggi daripada tekanan udara di sekitarnya. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Tidak hanya pada aktivitas menyelam, barotrauma paru juga berisiko terjadi pada pasien yang membutuhkan bantuan ventilator dalam perawatan di ICU.
Tekanan udara yang tidak tepat dalam penggunaan ventilator dapat memengaruhi kondisi paru-paru dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan paru-paru yang lebih lanjut.
Sebelum menggunakan ventilator, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter terkait manfaat dan risikonya agar penggunaannya dapat dilakukan dengan tepat dan aman.
Gejala Barotrauma
Gejala awal barotrauma bersifat ringan dan dapat diatasi dengan cara sederhana, yaitu dengan menelan atau mengunyah. Gejala awal barotrauma adalah:
- Nyeri telinga ringan
- Rasa penuh dan tidak nyaman pada satu atau kedua telinga
- Pendengaran berkurang
- Pusing
Jika dibiarkan dan perubahan tekanan terus terjadi, maka gejala barotrauma yang lebih serius dapat muncul, antara lain:
- Nyeri hebat di telinga
- Telinga berdengung
- Muntah
- Vertigo
- Perdarahan atau keluar cairan dari telinga
- Hilang pendengaran
Pengobatan Barotrauma
Barotrauma, sebuah kondisi medis yang terjadi akibat perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar tubuh, membutuhkan penanganan yang tepat guna meringankan gejala yang dialami oleh pengidap.
Pengobatan yang tepat akan membantu mencegah komplikasi yang lebih serius, seperti kerusakan permanen pada organ telinga atau paru-paru.
1. Obat-obatan
Salah satu jenis pengobatan untuk barotrauma adalah dengan menggunakan obat-obatan. Semprotan hidung dekongestan atau dekongestan oral (minum) dapat membantu meredakan gejala dan mempercepat proses pemulihan.
Untuk meredakan rasa tidak nyaman, dokter mungkin akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen atau naproxen sodium (Aleve), dan/atau pereda nyeri analgesik, seperti asetaminofen. Namun, penggunaan obat-obatan harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan dosis yang tepat.
2. Perawatan Diri
Selain obat-obatan, terapi perawatan diri juga dapat membantu mengatasi gejala barotrauma. Salah satu terapi perawatan diri yang umum digunakan adalah manuver Valsalva.
Manuver ini dilakukan dengan menutup lubang hidung menggunakan ibu jari dan telunjuk, kemudian menutup mulut dan praktikkan cara membuang ingus.
Langkah ini bertujuan untuk mengirim udara ke bagian belakang hidung dan membantu menyeimbangkan tekanan di dalam telinga.
3. Operasi
Namun, pada kasus yang lebih parah, seperti pecah gendang telinga atau pecah selaput telinga bagian dalam, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki kondisi.
Operasi yang umum dilakukan adalah miringotomi, yaitu membuat sayatan di gendang telinga untuk menyamakan tekanan udara dan mengalirkan cairan yang tersumbat dalam rongga telinga. Selain itu, operasi juga dapat membantu memperbaiki kerusakan pada saluran pencernaan atau paru-paru.
Saat mengalami gejala barotrauma, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Penting untuk menghindari aktivitas yang dapat memperburuk kondisi, seperti menaiki pesawat atau melakukan scuba diving, selama proses pemulihan berlangsung. Lakukanlah perawatan diri secara rutin dan ikuti anjuran dokter untuk mempercepat proses pemulihan.
Pencegahan Barotrauma
Adapun langkah pencegahan yang dapat dilakukan, yakni:
- Menguap dan menelan saat naik pesawat. Cara ini berfungsi untuk mengaktifkan otot-otot yang membuka tabung eustachius.
- Gunakan manuver valsava saat mendaki gunung atau bepergian ke dataran tinggi. Ulangi beberapa kali guna menyamakan tekanan udara antara telinga tempat yang dikunjungi.
- Gunakan obat semprot hidung yang dijual bebas. Jika mengalami hidung tersumbat, gunakan semprotan hidung sekitar 30 menit hingga satu jam sebelum pesawat lepas landas dan mendarat.
- Pakai penyumbat telinga. Alat ini secara perlahan mampu menyamakan tekanan pada gendang telinga. Tapi, pengguna tetap perlu menguap dan menelan untuk mengurangi tekanan udara.